Waspada, Gagal Jantung Bisa Memperpendek Usia
Berbagai kondisi akibat gagal jantung bisa dialami, salah satunya serangan jantung.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Siloam Hospitals Lippo Village, Dr dr Antonia Anna Lukito, Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI, mengatakan, gagal jantung adalah suatu kondisi yang secara berangsur memperpendek usia kita. Gagal jantung juga merupakan kondisi terjadi gangguan fungsi dari otot jantung, biasanya berakibat sesak napas dan bengkak bisa ditungkai atau perut.
"Jika bengkak diperut, maka pasien tidak hanya sesak, tapi juga tidak bisa makan lagi. Ketika makan sedikit, perut pasien akan penuh karena sudah terisi oleh air, sehingga tidak bisa lagi masuk makanan. Kondisi ini akan semakin memburuk, jika pasien atau keluarga tidak membawa pasien berobat," paparnya pada sesi webinar bertajuk “Deteksi Dini Penyakit Jantung: Apakah Mungkin?” yang diselenggarakan oleh Siloam Hospitals Lippo Village dan Roche Indonesia belum lama ini.
Ia menjelaskan, berbagai kondisi akibat gagal jantung, yaitu tekanan darah tinggi, kardiomiopati (otot jantung mengalami gangguan asli), serangan jantung, valvular heart disease, aritmia dan hereditary heart disease. Waspadalah pada gagal jantung karena gejala gagal jantung tidak selalu ada. Bahkan, banyak orang tidak menyadari dirinya alami gagal jantung.
"Merasa capek sedikit, oh biasa karena sudah tambah usia, atau sekarang jarang olahraga sehingga tidak waspada, padahal dirinya sudah terkena gagal jantung," ujarnya
Pada kondisi normal, otot jantung memompa darah keluar dari bilik/ventrikel kiri ke seluruh tubuh kemudian kembali lagi ke bilik kanan. Sedangkan pada gagal jantung, otot jantung melemah sehingga tidak bisa memompa darah yang cukup.
"Bila ada satu ruangan yang terganggu atau bagian pompa jantung bilik tertentu yang mengalami masalah atau katup tertentu atau pembuluh darah besar aorta atau koroner, atau komponen apa dari jantung yang terganggu, itu bisa berakibat terjadinya gagal jantung," paparnya.
Faktor risiko gagal jantung kongestif (penumpukan cairan di paru-paru), yaitu hipertensi, obesitas, merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan, penyakit arteri koroner, infeksi dari otot jantung, riwayat otot jantung pada keluarga dan gaya hidup pasif. Gagal jantung bisa dideteksi dini dengan USG jantung atau ekokardiografi, biomarker jantung dan CT Scan atau MRI Jantung. Menurutnya, ada lima cara untuk mengurangi serangan jantung, yaitu aktif bergerak, diet plant and fish based, diet menu serat tinggi, singkirkan makanan kemasan dan bergula, serta pertahankan pikiran sehat.