Menanti Langkah Inter Milan Setelah Gapai Status Campione d'Inverno

Sejumlah tantangan menunggu Inter Milan setelah menggapai status juara paruh musim.

AP/Luca Bruno
Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi. Inzaghi mengantar Inter Milan sebagai capolista atau pemuncak klasemen sementara Serie A Liga Italia musim 2021/2022.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Inter Milan membuktikan ketangguhannya setelah menyongsong musim ini dengan berbagai guncangan. Utang yang membelit Suning Group selaku pemilik Inter Milan menimbulkan rumor penjualan sebagian besar saham klub.

Perbedaan pandangan antara manajemen klub dengan Antonio Conte berujung pada keputusan pelatih asal Italia itu mengakhiri kerja sama dengan La Beneamata. Dari segi komposisi pemain, tim utama I Nerazzurri juga dilucuti dengan kepergian Romelu Lukaku dan Achraf Hakimi.

Conte di kursi pelatih, Lukaku di lini serang, dan Hakimi di posisi sayap dinilai sebagai sosok yang memiliki peranan penting dalam kiprah I Nerazzurri melangkah ke singgasana juara Serie A Liga Italia musim lalu. Namun, kepergian tiga sosok itu tidak membuat La Beneamata goyang.

Simone Inzaghi, yang dipercaya menggantikan Conte, dengan tenang dan pasti bisa menjaga I Nerazzurri tetap berada di trek kemenangan. Sejak menelan kekalahan, 1-3, dari Lazio, Inter Milan terus melaju dengan torehan 10 laga tanpa kekalahan, termasuk kemenangan beruntun di enam laga terakhir.

Dua kemenangan besar, 4-0 atas Cagliari dan 5-0 atas Salernitana, ditambah kegagalan Napoli dan AC Milan memetik poin penuh di dua pekan terakhir, mengantarkan La Beneamata sebagai capolista atau pemuncak klasemen sementara Serie A. La Benemata unggul empat poin atas Napoli dan AC Milan, yang menempati peringkat kedua dan ketiga secara berurutan.

Keunggulan empat poin ini pun membawa Inter Milan memastikan status sebagai juara paruh musim Serie A atau biasa disebut Campione d'Inverno pada musim ini. Catatan statistik pun berpihak pada pemegang status ini dalam perebutan gelar scudetto Serie A.

Sebanyak 67 persen peraih Campione d'Inverno berhasil mengakhiri musim sebagai juara Serie A. Terhitung sejak 2004/2005, hanya ada tiga musim yang memiliki tim berbeda di pemuncak klasemen sementara pada pertengahan musim dan akhir musim.

Salah satunya saat AC Milan gagal mempertahankan posisi puncak klasemen sementara usai disalip rival sekotanya, Inter Milan, pada paruh kedua musim lalu. Lantas, tantangan apa yang menunggu Inter Milan setelah menggapai status Campione d'Inverno?

Baca Juga


Di pentas Serie A, tentu saja konsistensi raihan hasil pada paruh kedua musim ini. Namun, tekad menjaga konsistensi ini bisa saja terganggu dengan padatnya jadwal pertandingan lantaran kiprah di pentas Liga Champions.

''Kami selalu menampilkan sepak bola yang bagus, meski sempat gagal memetik poin maksimal lantaran partisipasi di Liga Champions. Namun, kami bisa menjaga kepala kami tetap tegak dan kembali ke posisi ini. Kami akan berusaha mempertahankan posisi ini,'' ujar pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, awal pekan ini.

La Beneamata pun bakal memasuki periode sibuk dan berat dengan melakoni sembilan laga pada satu bulan mendatang. Puncaknya, adalah saat menerima lawatan Liverpool pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions, 16 Februari 2022 mendatang.

Tidak hanya menghadapi kualitas permainan kampiun Liga Champions dua musim lalu tersebut, I Nerazzurri juga dihadapkan dengan laga berat sebelum melakoni partai tersebut. Di dua laga sebelum menjamu the Reds di Stadion Giuseppe Meazza, La Beneamata dijadwalkan menghadapi dua pesaing terdekatnya di perebutan gelar juara Liga Italia musim ini, Napoli dan AC Milan.

Di titik ini, Inter Milan akan benar-benar diuji, tidak hanya soal kondisi fisik, tapi juga mentalitas bertanding. Sementara buat Inzaghi, eks pelatih Lazio itu mesti bisa menjawab berbagai tantangan terkait kemampuan racikan taktik dan strategi permainan serta kebijakan rotasi pemain.

Menghadapi Liverpool di kesempatan pertama tampil di babak 16 besar Liga Champions setelah absen selama sembilan musim mungkin bukan skenario yang diharapkan Inter Milan. Inzaghi pun mengakui, bersama Manchester City dan Bayern Muenchen, Liverpool sebagai salah satu kandidat terkuat juara Liga Champions.

Terlebih, tim besutan Juergen Klopp itu sukses menyapu bersih kemenangan di penyisihan grup, yang berisikan Atletico Madrid, FC Porto, dan AC Milan.

Kendati begitu, kesempatan menghadapi Liverpool mesti dianggap sebagai peluang besar buat Inter Milan untuk mengukur kemampuan di pentas sepak bola Eropa. Agar bisa menjadi yang terbaik di Eropa, Inter Milan tentu mesti bisa mengalahkan tim-tim terbaik.

Dengan torehan titel Liga Champions dan trofi Liga Primer Inggris di tiga musim terakhir, Liverpool bisa dibilang masuk dalam kategori tersebut. Akhirnya, apabila mampu menjaga momentum keberhasilan meraih status Campione d'Inverno, ditambah kecerdikan Inzaghi dalam menerapkan taktik dan strategi permainan serta kebijakan rotasi pemain, Inter Milan masih memiliki peluang untuk bisa menyingkirkan Liverpool.

Keberhasilan menyingkirkan the Reds tentu dapat menjadi sinyal kembalinya Inter Milan sebagai salah satu tim yang diperhitungkan di pentas sepak bola Eropa pada musim ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler