Bantuan Miliaran Dolar AS Mengalir di Jalur Gaza
IHRAM.CO.ID, GAZA -- Komunitas internasional telah mengirimkan miliaran dolar bantuan ke Jalur Gaza dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa bantuan yang berjalan 2014-2020 diberikan badan-badan PBB menghabiskan hampir 4,5 miliar dolar AS. Jumlah ini termasuk 600 juta dolar AS pada 2020 saja.
Lebih dari 80 persen dari dana itu disalurkan melalui badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang merupakan tiga perempat dari populasi Gaza. Sekitar 280 ribu anak di Gaza bersekolah di sekolah yang dikelola oleh UNRWA, yang juga menyediakan layanan kesehatan dan bantuan makanan.
Jerman dan negara-negara Eropa lainnya juga akan menghabiskan hampir 70 juta euro untuk proyek air di Gaza tahun ini, selain kontribusi mereka untuk UNRWA.
Kemudian Qatar telah memberikan bantuan 1,3 miliar dolar AS ke Gaza sejak 2012 untuk konstruksi, layanan kesehatan, dan pertanian. Itu termasuk 360 juta dolar AS yang dijanjikan pada Januari untuk 2021 dan 500 juta dolar AS lainnya dijanjikan untuk rekonstruksi setelah serangan pada Mei. Bantuan Qatar juga diberikan kepada keluarga yang membutuhkan dan untuk membantu membayar gaji pemerintah Hamas.
Otoritas Palestina mengatakan akan menghabiskan 1,7 miliar dolar AS di Gaza tahun ini, terutama untuk gaji puluhan ribu pegawai negeri yang berhenti bekerja ketika Hamas mengambil alih pada 2007. Kemudian Mesir menjanjikan bantuan sebesar 500 juta dolar AS setelah serangan Mei, tetapi tidak jelas berapa banyak yang telah terwujud. Dana tersebut dibarengi dengan mengirim kru konstruksi untuk membersihkan puing-puing selama musim panas.
Amerika Serikat telah menghabiskan setidaknya 5,5 juta dolar AS di Gaza tahun ini untuk bantuan tunai dan perawatan kesehatan. Ditambah dengan menyumbang 90 juta dolar AS untuk operasi UNRWA di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Bantuan tersebut dimaksudkan untuk meringankan beban warga sipil dari blokade Israel-Mesir yang diberlakukan di Gaza. Israel mengatakan pembatasan berat pada perdagangan dan pergerakan diperlukan untuk mencegah Hamas meningkatkan kemampuan militernya, sementara para kritikus melihatnya sebagai bentuk hukuman kolektif. Israel dan Hamas telah berperang empat kali sejak 2008, yang terbaru pada Mei.
Israel secara ketat mengawasi bantuan untuk mencoba memastikan bantuan itu melewati Hamas. Namun, pemerintah yang dikelola Hamas mendapat manfaat dari negara-negara asing yang membayar tagihan untuk sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur, memungkinkannya untuk menghemat sumber dayanya sendiri, termasuk pajak dan bea cukai yang dikumpulkannya.