Berbagai Pihak Kecam Kegiatan Syuting Sinetron di Lokasi Terdampak Bencana Semeru

Kegiatan syuting sinetron di lokasi terdampak bencana semeru dikecam berbagai pihak.

Antara/Seno
Posko pengungsi Erupsi Semeru. (foto:ilustrasi)
Rep: Wilda Fizriyani, Nawir Arsyad Akbar, Febryan. A Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Sebuah video kegiatan syuting sinetron yang dilakukan di Posko pengungsian bencana erupsi Gunung Semeru viral di media sosial (medsos). Kecaman atas kegiatan syuting sinetron di Posko pengungsian di Lapangan Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim) datang dari berbagai pihak.

Baca Juga


Menanggapi hal tersebut, Bupati Lumajang Thoriqul Haq, menegaskan tidak pernah memberikan izin proses syuting sinetron di posko pengungsian bencana erupsi Gunung Semeru. Pria yang akran disapa Cak Thoriq itu mengatakan akan segera melakukan koordinasi internal untuk membahas masalah tersebut, dan berjanji mengambil tindakan cepat atas hal itu.

"Karena kegiatan itu tidak ada izin, tidak ada surat izin yang keluar baik dari Pemkab, Polres atau Dansatgas," ucap Cak Thoriq saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (23/12).

Cak Thoriq melanjutkan, sejauh ini tahapannya masih proses pengajuan dari pihak production house (PH). Pengajuan ini bertujuan supaya dinas terkait dapat berkoordinasi dengan pihak yang berkeputusan.  Dengan adanya kasus ini, Cak Thoriq mengungkapkan, kemungkinan akan ada pemberian sanksi. 

"Ya (akan diberikan sanksi), segera saya selesaikan di internal," jelasnya singkat.

Sebelumnya, sebuah video kegiatan syuting sinetron viral di media sosial (medsos). Video tersebut dilaksanakan di posko pengungsian di Lapangan Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim). Kegiatan ini menimbulkan reaksi kecaman dari berbagai kalangan termasuk relawan.

Relawan Sukaryo menilai pelaksanaan syuting di lokasi bencana tidak patut dilakukan. "Ini bencana bukan drama, jangan jadikan bencana sebuah drama," tulis pria disapa Cakyo ini dalam unggahan di Instragram pribadinya, @cakyo_saversemeru.

Setelah viral di medsos, relawan dan warganet menggaungkan boikot terhadap sinetron berjudul "Terpaksa Menikahi Tuan Muda" (TMTM). Sedangkan, rumah produksi sinetron, Verona Pictures menyampaikan permintaan maaf melalui unggahan di akun instagramnya karena dikritik saat syuting di lokasi pengungsi bencana Gunung Semeru, namun ia mengaku tidak memanfaatkan situasi hanya demi konten. 

"Jika kami ada menyinggung para korban dengan kedatangan kami, kami sungguh-sungguh minta maaf dari lubuk hati kami yang terdalam," tulis Verona Pictures dari Instagram @veronapictures pada Kamis.

 

Kecaman atas tindakan syuting sinetron di daerah terdampak erupsi Gunung Semeru juga disampaikan oleh Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto. Menurutnya, hal tersebut tidaklah layak dilakukan di tengah kesulitan para korban. 

"Tidak layak dan tidak manusiawi karena lokasi bencana dijadikan tempat syuting dan lain-lainnya. Kita minta itu tidak perlu ditayangkan, karena sudah menyakitkan orang banyak," tegas Yandri saat dihubungi, Kamis (23/12).

Yandri meminta pemerintah daerah, kementerian, dan lembaga terkait penangan bencana untuk lebih selektif dalam memberikan izin. DPR tak ingin pihak-pihak seperti itu justru melakukan aktivitas yang dapat melukai perasaan korban bencana.

"Jadi ini penting ke depan menjadi pembelajaran yang sangat berharga, jangan diulangi lagi," ujar Yandri.

Di samping itu, rumah produksi yang mengambil gambar untuk sinetron juga dinilainya tak memiliki empati terhadap korban. Ia meminta rumah produksi untuk meminta maaf kepada masyarakat, terutama korban terdampak erupsi Gunung Semeru.

"Kalau sampai kecolongan, ini kan artinya dari pihak PH (production house) sendiri sepertinya menggampangkan masalah. Bila perlu mereka minta maaf sama publik, sama pengungsi," ujar Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) amat menyayangkan adanya kegiatan tersebut dan meminta warga tak melakukan wisata bencana.  "Pengambilan video syuting sinetron di lokasi bencana maupun di pengungsian, apalagi pada saat masih berlakunya status tanggap darurat tentu sangat disayangkan," kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam siaran persnya, Kamis (23/12). 

Abdul mengatakan, kegiatan syuting itu seharusnya tidak dilakukan di tengah masyarakat yang masih berada di pengungsian akibat bencana. Terlebih lagi, kegiatan tanggap darurat masih berlangsung di sekitar lokasi pengungsian. 

"BNPB mengimbau berbagai pihak untuk menghormati dan berempati kepada masyarakat terdampak bencana dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan prioritas pada saat tanggap darurat," ujarnya. 

Selain itu, lanjut dia, BNPB juga mengimbau warga untuk tidak melakukan wisata bencana, khususnya di wilayah yang terdampak langsung awan panas guguran pada 4 Desember lalu. Hal ini semata-mata dilakukan agar kegiatan-kegiatan dalam fase tanggap darurat dapat berjalan dengan lancar. 

BNPB, kata Abdul, berharap agar kegiatan syuting sinetron dan wisata bencana tak terjadi lagi di masa yang akan datang. Ia meminta masyarakat untuk lebih mengedepankan dukungan moril dan materil guna meringankan beban korban terdampak bencana. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler