UAS Jelaskan Keistimewaan Mendidik Anak Perempuan
Ketika Islam hadir justru perempuan yang bisa membuat seorang hamba masuk surga.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dai kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) kembali menyampaikan pesan Islam yang telah mengangkat harkat dan martabat wanita setinggi-tingginya di tengah masyarakat. Hal ini sangat jauh sebelum datangnya Islam di suatu kelompok masyarakat dimana wanita dianggap sebagai aset atau barang yang bisa diperjualbelikan, bahkan diwariskan.
Namun ketika Islam datang, semua hal hal yang mendiskreditkan wanita tersebut dihilangkan. Seperti yang dahulu terjadi pada masa zaman jahiliyah, UAS mengungkapkan dahulu wanita selalu dianggap penyebab masalah, jadi kambing hitam, tapi setelah Islam datang kelahiran anak perempuan ditandai dengan memberi makan dengan daging kambing.
"Diaqiqahkan," kata UAS.
Begitu juga mitos jahiliyah yang menyebut perempuan yang bisa mengeluarkan seseorang dari surga. Justru sebaliknya, kata UAS, ketika Islam hadir justru perempuanlah yang bisa membuat seorang hamba masuk ke dalam surga. UAS mengutip beberapa hadits terkait bagaimana seorang hamba bisa masuk surga karena seorang perempuan.
"Siapa yang punya tiga anak perempuan, dia didik dengan baik, dia nikahkan dengan orang baik-baik, dia berbuat baik untuknya sampai mati. Maka surgalah baginya."
UAS lalu menyebut, kalau hanya mendidik tiga anak perempuan bisa masuk surga, bagaimana dengan pesantren putri yang menampung ribuan santri. Kemudian, lanjut UAS, dahulu wanita juga dianggap warisan. Lalu Islam datang, hukum jahiliyah ini dihilangkan, perempuan tidak dianggap warisan, namun justru harus mendapatkan harta warisan.
Bahkan dalam kompilasi hukum Islam di Indonesia, membantu lagi pihak perempuan, harta itu dibagi dua, yang disebut harta gono-gini. "Jadi betapa perempuan itu diangkat harkat dan martabatnya oleh Islam. Sedangkan ada pihak yang selalu menuduh Islam melecehkan, merendahkan dan tidak menghormati perempuan. Itu karena dia tidak belajar di pesantren," kata UAS.
UAS mengingatkan umat Islam juga harus memiliki pemahaman yang kuat soal Islam telah memuliakan wanita dan perempuan. Jangan mengikuti kelompok yang menuduh Islam tanpa ilmu tersebut. Sehingga umat Islam sekarang bukan hanya tahu soal tiga hal saja, soal aqiqah saat lahiran, walimah saat nikahan dan takziah saat meninggal dunia. Namun juga semua hal ilmu agama, termasuk soal harkat dan martabat perempuan dalam Islam.
Ketika Nabi Muhammad Isra' Miraj saat masuk surga, melihat seorang wanita yang dengan kesabaran jiwa dan hatinya, seumur hidupnya memelihara anak yatim. Jadi sesungguhnya wanita dihargai luar biasa, mulai dari mengandung, melahirkan hingga menyusui anaknya, maka hembusan nafas, detak jantung dan tetesan darahnya hingga dua tahun ia menyusukan anaknya, itu adalah jihad. Dan apabila wanita itu meninggal dalam masa-masa itu, maka matinya bisa dianggap syahid.
"Allah mengangkat harkat dan martabat perempuan. Bahkan dalam hadits, Rasulullah menegaskan siapa orang yang paling layak mendapatkan bakti di hadapan Allah SWT, ibumu, ibumu, ibumu, dan baru bapakmu," ujar UAS.