Rusia: AUKUS Bahaya, tak Bawa Perdamaian Bagi Indonesia
Rusia menilai pembentukan AUKUS hanya akan mendorong perlombaan senjata.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobyova mengkhawatirkan pembentukan kemitraan tripartit antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) atau dikenal dengan AUKUS. Menurut dia, AUKUS tidak akan membawa perdamaian bagi kawasan Pasifik, termasuk Indonesia.
“Saya ingin mengatakan bahwa kami menganggap kemitraan ini (AUKUS) sangat berbahaya. AUKUS tidak akan membawa perdamaian ke kawasan atau ke Indonesia,” kata Lyudmila, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS, Rabu (29/12).
Menurut dia, alih-alih menciptakan stabilitas, AUKUS pasti akan memperburuk perlombaan senjata. Lyudmila pun memahami kekhawatiran yang turut disampaikan Indonesia perihal pembentukan AUKUS. “Reaksi Indonesia tidak mengherankan, karena siapa yang ingin memiliki tetangga dengan kapal selam nuklir? Apakah akan membuat kawasan lebih damai dan stabil? Saya kira tidak,” ujar Lyudmila.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin juga melayangkan kritik atas pembentukan AUKUS. Menurut dia, pakta tersebut merusak stabilitas regional. "Pembentukan blok apa pun, termasuk yang Anda sebutkan; AS, Inggris Raya, Australia, merusak stabilitas regional. Karena menurut saya, berteman itu baik, tapi berteman untuk menentang siapa pun, itu buruk. Itu merusak stabilitas yang sedang kita bicarakan dan kita jaga,” kata Putin dalam sebuah wawancara dengan CNBC yang diunggah di situs web Kremlin pada pertengahan Oktober lalu.
Putin berharap situasi tidak akan berkembang di bawah skenario yang tak terduga. Dia pun berharap kehadiran AUKUS tak menambah ketegangan di kawasan tersebut.
Pembentukan AUKUS diumumkan pada September lalu. Kemunculan blok tersebut sempat dikritik beberapa negara Asia Tenggara karena dikhawatirkan akan memicu ketegangan baru di kawasan. Pembentukan AUKUS dipandang sebagai upaya menentang dominasi Cina di Indo-Pasifik.