Iran: Pemerintahan Biden Ikut Tanggung Jawab Kematian Soleimani
Soleimani dibunuh menggunakan pesawat nirawak Amerika Serikat
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Iran mengatakan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden turut bertanggung jawab atas pembunuhan mantan komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani. Aksi penyerangan terhadap Soleimani sebenarnya terjadi pada masa pemerintahan Donald Trump.
“Tak diragukan lagi, tindakan kriminal Amerika Serikat dalam martir jenderal Soleimani adalah manifestasi jelas dari ‘serangan teroris’ yang diatur dan dilakukan secara terorganisasi oleh pemerintahan Amerika Serikat saat itu, yang menjadi tanggung jawab Gedung Putih sekarang,” kata Kementerian Luar Negeri Iran lewat akun Twitter resminya, Jumat (31/12).
Iran menegaskan, Washington memikul tanggung jawab internasional yang definitif atas pembunuhan Soleimani. Pernyataan tersebut disampaikan saat Iran hendak memperingati dua tahun kematian Soleimani. Peringatan itu bakal dirangkai dengan kegiatan pameran rudal pada 7 Januari 2022.
Mayor Jenderal Qassem Soleimani gugur di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020. Dia dibunuh saat berada dalam konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki kedekatan dengan Iran. Iring-iringan mobil mereka menjadi sasaran tembak pesawat nirawak Amerika Serikat. Trump adalah tokoh yang memerintahkan langsung serangan tersebut
Iran mengutuk keras pembunuhan Soleimani dan bersumpah akan membalas tindakan Washington. Tak lama setelah peristiwa pembunuhan itu, Iran meluncurkan serangan udara ke markas tentara Amerika Serikat di Irak. Aksi itu sempat menimbulkan kekhawatiran global tentang potensi pecahnya peperangan.
Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan.