PTM 100 Persen di Bandung Segera Berjalan

PTM di Kota Bandung masih terbatas dengan kapasitas siswa 50 persen.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) menunggu giliran untuk menjalani vaksinasi Covid-19 di Taman Dewi Sartika, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Kamis (16/12). Pemerintah Kota Bandung mulai melakukan vaksinasi Covid-19 dosis pertama untuk anak usia 6-11 tahun dengan sasaran sebanyak 250 ribu anak. Foto: Republika/Abdan Syakura
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah mendorong kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen dapat segera berjalan. Rencana tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat yang memperbolehkan PTM dilaksanakan 100 persen dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

Di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2, kegiatan PTM di Kota Bandung masih terbatas dengan kapasitas siswa 50 persen. Dengan jadwal kegiatan belajar tatap muka di sekolah hanya beberapa hari.

"Kan ada regulasi dari Mendikbud bahwa tahun ini bukan PTM terbatas lagi, tapi penuh ya. Tentu mudah-mudahan di Bandung, karena proses vaksinasi sudah 100 persen, karena ini ikhtiar kita juga untuk menyelesaikan pandemi Covid-19," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Senin (3/1).

Namun begitu, ia menjelaskan, program vaksinasi Covid-19 untuk usia 6-11 tahun masih di angka 20 persen, sebab vaksinasi dilakukan di sekolah. Sedangkan para siswa datang ke sekolah masih dibatasi dan bergiliran.

"Kan kita regulasi baru turun, kita minta Disdik mengkaji karena kalau kesiapan sekolah dengan prokes itu semua saya yakin sudah siap sudah simulasi," katanya.

Yang dikhawatirkan Yana, yaitu perjalanan siswa dari rumah ke sekolah atau sebaliknya, termasuk di lingkungan sekolah. Ia berharap orang tua dan anak dapat berkomitmen menjalankan protokol kesehatan.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini (PTM 100 persen) kebijakan tentu harus inline dengan regulasi pusat. Kita siapkan kita maju pelan-pelan, terutama soal prokes," katanya.

Yana menambahkan sejauh ini penyebaran Covid-19 varian Omicron di Kota Bandung belum ditemukan. Ia berharap varian tersebut tidak ada di Kota Bandung. "Gak ada, jangan ada," katanya.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler