Korban Banjir Bandang Luwu Utara Terima Huntap dari Pemerintah

Dana pembangunan huntap berasal dari bantuan BNPB.

.
Korban banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah dapat menempati Hunian Tetap (huntap) bantuan pemerintah melalui BNPB.
Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, LUWU -- Korban banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah dapat menempati Hunian Tetap (huntap) bantuan pemerintah melalui BNPB. PT Sakura Makmur Lestari (Tatalogam Group) selaku aplikator yang ditunjuk membangun huntap ini, menyerahkan rumah instan Domus kepada pemerintah Kabupaten Luwu Utara. 


Dalam sambutannya, Bupati Kabupaten Luwu Utara, Indah Putri Indriani, menuturkan kehadiran huntap ini adalah sinergi dan kolaborasi yang manis dari semua pihak. “Saya terima kasih banyak. Masukan yang datang dari warga jadi senjata untuk disampaikan ke pusat," ujarnya.

Dalam dokumen Rencana Aksi dan Rekonstruksi Pasca Bencana (R3P) yang disusun dengan asistensi BNPB dan tim Kementerian PUPR, semua pihak terlibat dalam proses pemulihan pascabencana, mulai dari pusat, provinsi, daerah, swasta, termasuk masyarakat. "Dan ini dibuktikan oleh salah satu tokoh masyarakat kita, Pak H Mukaddas yang telah menghibahkan tanahnya untuk pembangunan huntap khusus di Desa Sepakat,” kata Indah usai menyerahkan Huntap Domus ke masyarakat.

Bupati perempuan pertama di Sulsel ini menegaskan, tidak ada yang boleh main-main dengan program penanggulangan bencana. Integritas dan akuntabilitas dinilai sebagai harga mati. Warga pun bisa melihat anggaran yang dialokasikan untuk bangunan ini sehingga tidak ada satu rupiah pun lari kemana-mana. 

"Saya pastikan sekali lagi tidak ada satu rupiah pun, apa yang menjadi hak warga tidak sampai kepada warga, sebab tidak ada istilah uang tunai, semuanya cashless. Langsung masuk ke rekening, sekaligus kita dukung program pemerintah untuk digitalisasi keuangan,” ujar Bupati Indah.

Ke depan, Indah mengatakan, Pemda juga akan memfasilitasi pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umumnya (PSU) di lokasi huntap tersebut termasuk dengan jaringan listrik dan air bersihnya. "Untuk air bersih, pemda yang akan sambungkan dan semuanya gratis khusus untuk penyintas. Kalau aliran listriknya kita mengikuti aturan main PLN," katanya.

Pada kesempatan yang sama, General Manager Tatalogam Group, Krisna Dewanti, mengatakan huntap tipe Cendrawasih dibangun sebanyak 300 unit untuk korban banjir bandang Luwu Utara. Rumah selesai dibangun dalam jangka waktu empat bulan dan langsung diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Utara. 

Pembangunan dimulai Agustus tahun lalu serentak di berbagai wilayah Kota Masamba, di Desa Raddha, Desa Baloli, Desa Sabbang, dan beberapa wilayah lain yang tersebar di beberapa kecamatan. Dana pembangunan huntap berasal dari bantuan BNPB. 

Huntap telah diserahterimakan ke Bupati Luwu Utara dan langsung disalurkan Bupati kepada masyarakat. Sehingga masyarakat yang masih tinggal di kontrakan dan rumah keluarga bisa segera menempati rumah bantuan masing-masing. "Ini sesuai janji Ibu Bupati kepada masyarakat sebagai hadiah tahun baru,” ujar Krisna.

Ia menjelaskan rumah instan Domus memang didesain bisa dibangun dengan waktu relatif singkat. Pembangunan rumah Domus hanya membutuhkan waktu 5-10 hari saja jika lahan sudah siap. Penginstalasiannya juga cukup mudah. Masyarakat sebelumnya mendapat pelatihan dan sertifikasi lebih dulu sehingga ikut berperan dalam pembangunan. 

Rumah Domus dirancang dengan konsep Rumah Tahan Gempa (RTG) yang dibuktikan dengan hasil uji laboratorium dari Kementerian PUPR. Karena banyak menggunakan material baja ringan, ketahanan bangunan minimal bisa mencapai 25 tahun. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler