Kedubes Iran di Jakarta Gelar Haul Kedua Wafatnya Mayjen Qasem Soleiman
Kedubes Iran menuding tindakan AS sebagai pesan dukungan bagi kelompok teroris.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Islam Iran di Jakarta memperingati haul kedua panglima Mayor Jenderal (Mayjen) Qasem Soleimani, yang dinilai telah mengabdikan diri dan kehidupannya untuk masyarakat Iran, umat Islam, serta perdamaian dan keamanan di kawasan Timur Tengah. Soleimani dianggap telah sejalan dengan kebijakan prinsip Republik Islam Iran dalam membantu mewujudkan dan memelihara perdamaian dan stabilitas di tingkat regional dan internasional.
Menurut keterangan tertulis yang dikeluarkan oleh Kedubes Iran di Jakarta, Senin (3/1), almarhum juga dianggap sangat berjasa dalam upaya memerangi terorisme internasional dan kelompok teroris yang berkembang di kawasan Timur Tengah. Oleh karena itu, ia dinilai pantas disebut sebagai panglima perdamaian dan pahlawan perang melawan terorisme.
Walau demikian, lewat pernyataan tertulis itu Kedubes Iran di Jakarta menilai, pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menerapkan standar ganda dalam perlawanan terhadap terorisme, merencanakan, dan melakukan serangan terhadap Soleimani yang merupakan pejabat tertinggi Republik Islam Iran, yang saat itu sedang mengunjungi Irak.
Kedubes Iran di Jakarta juga mengatakan, tindakan AS itu dinilai sebagai pesan dukungan pemerintah negeri Paman Sam bagi kelompok teroris dan secara terang-terangan mengungkap kebohongan klaim anti-terorisme oleh AS. Wafatnya Soleimani, Abu Mahdi al-Mohandis, dan teman-temannya itu tidak hanya mengurangi semangat perlawanan terhadap terorisme.
Sebaliknya, lebih memperkokoh persatuan berbagai bangsa di kawasan dan meningkatkan semangat perlawanan mereka terhadap ekstremisme. Dalam upaya melawan terorisme, Soleimani dinilai telah mengambil beberapa langkah, seperti mendukung berbagai kaum minoritas suku dan agama di Irak, memprioritaskan keamanan dan solidaritas di kawasan, mencegah penyebaran tindakan dan serangan teror ke negara dan kawasan lain, khususnya Eropa, dan sebagainya.
Pemerintah Iran, menurut pernyataan Kedubes di Jakarta, menuntut pertanggungjawaban AS yang diduga telah membunuh Soleimani. Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran juga bekerja sama dengan lembaga lain untuk mengadili para pelaku.
Langkah lainnya adalah dengan mendorong keluar pasukan AS yang ditempatkan di pangkalan Ayn al-Asad, Irak, dan mendaftarkan posisi hukumnya di berbagai forum internasional untuk mencegah kemungkinan tindakan permusuhan serupa.
Selain itu, mereka juga melakukan upaya khusus untuk mencegah distorsi realitas oleh AS dan penyalahgunaan terhadap kemampuan dan kewenangan organisasi internasional, membentuk komite investigasi bersama Iran-Irak untuk menindaklanjuti kasus teror terhadap Soleimani dan rombongannya, dan menjatuhkan sanksi kepada para pelaku dan penyuruh tindakan teror tersebut.