Nasib BlackBerry yang Dulu Pernah Menguasai Dunia Ponsel

BlackBerry ada di mana-mana sebelum iPhone dan Android hadir.

ROL/Fian Firatmaja
Blackberry Classic. Dulu, BlackBerry ada di mana-mana sebelum iPhone dan Android hadir.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dulu, BlackBerry ada di mana-mana sebelum iPhone dan Android hadir. Setelah kehadiran Android dan iPhone, penurunan pangsa pasarnya sangat drastis. Orang-orang menyukai BlackBerry mereka dengan kombinasi keyboard eksternal dan layanan pesan sebagai cara untuk berkomunikasi dengan rekan kerja di luar kantor.

Baca Juga


BlackBerry mengantarkan era seluler bagi banyak pebisnis. Ponsel BlackBerry telah dinyatakan mati berkali-kali sejak jatuh dari puncak popularitasnya lebih dari satu dekade lalu. Perusahaan akhirnya mengakhiri layanan untuk perangkatnya pekan ini.

Mulai 4 Januari, ponsel yang menjalankan perangkat lunak BlackBerry 10 dan BlackBerry 7.1 atau sebelumnya tidak lagi berfungsi secara andal di jaringan operator atau melalui Wi-Fi. Dilansir dari CNET, Selasa (4/1), ini berarti ponsel tidak lagi dapat menggunakan data, melakukan panggilan telepon, mengirim pesan teks, atau melakukan panggilan darurat 911.

Ponsel BlackBerry yang terkena dampak ini sudah tua. BlackBerry 10, versi terakhir dari OS seluler yang dirilis oleh RIM, keluar pada 2013. RIM menghentikan lini BlackBerry-nya pada 2016 dan mengalihkan fokusnya ke perangkat lunak keamanan dengan nama BlackBerry Limited.

Pada 2016, pabrikan Cina TCL mengambil lisensi untuk BlackBerry Mobile dan merilis BlackBerry KeyOne dan BlackBerry Key2. Ponsel ini, yang menjalankan Android, tidak terpengaruh oleh akhir layanan untuk perangkat lunak dan layanan BlackBerry lama. Namun, TCL berhenti membuat ponsel BlackBerry pada 2020 dan mengatakan akan mendukung perangkat hingga Agustus 2022.

Startup keamanan OnwardMobility kemudian mengambil merek BlackBerry Mobile, dengan mengatakan akan merilis ponsel Android BlackBerry 5G baru pada paruh pertama 2021. Ponsel ini belum terwujud.

BlackBerry Pernah Menguasai Dunia, Lalu Dunia Berubah

Dilansir dari TechCrunch, Comscore melacak data pangsa pasar ponsel kembali ketika BlackBerry mencapai puncak kekuasaannya pada Januari 2010 sebagai platform teratas dengan 43 persen.

Di Januari 2011 angkanya berubah menjadi 30,4 persen. Lalu, market sharenya berubah lagi pada Januari 2012 (15,2 persen) dan Januari 2013 (5,9 persen). Angka-angka ini mengukur keberadaan platform dan bukan unit yang terjual.

Seperti yang dilihat, ponsel BlackBerry berubah dari puncak tumpukan smartphone menjadi satu digit dalam sekejap mata. Blackberry kehilangan sebagian besar pangsa pasar karena benar-benar terganggu oleh layar sentuh Apple dan Android.

BlackBerry akhirnya bereaksi terhadap perubahan ini, merilis BlackBerry Torch pada 2011, tetapi itu terlalu sedikit dan terlalu terlambat. Dalam kasus klasik teori disrupsi, orang-orang yang menyukai keyboard eksternal tidak pernah benar-benar menggunakan layar sentuh BlackBerry.

Salah satu langkah lain di antara banyak termasuk bekerja sama dengan Microsoft pada 2011 untuk menjadikan Bing sebagai mesin pencari default di ponsel BlackBerry, yang dalam kenyataannya terasa seperti langkah putus asa. Namun, pada saat itu dipandang lebih positif bahwa perusahaan sedang mencoba sesuatu. Sayangnya, apa pun yang mereka coba, itu tidak berhasil.

Ketika perusahaan jatuh, mereka mempekerjakan John Chen sebagai CEO pada 2013, yang memulai proses pengalihan perusahaan dari ponsel ke perangkat lunak keamanan. Mengapa keamanan?

Karena BlackBerry selalu memiliki reputasi sebagai yang kokoh dalam hal keamanan. Perusahaan mengumumkan perubahan secara resmi pada 2016. Kini , perusahaan berfokus sepenuhnya pada penjualan perangkat lunak keamanan kepada perusahaan dan pemerintah. Ini memiliki kapitalisasi pasar sederhana sekitar lima miliar dolar Amerika Serikat, tetapi masih ada. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler