Ilmuwan Temukan Bintang Meledak dengan Kekuatan 1 Miliar Matahari

Peristiwa ledakan itu terjadi dalam sepersekian detik.

ligo
Para astronom mendeteksi lubang hitam yang melahap bintang neutron. ilustrasi. Para ilmuwan baru-baru ini melaporkan sebuah bintang magnet yang padat meletus dengan hebat.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan baru-baru ini melaporkan sebuah bintang magnet yang padat meletus dengan hebat. Bintang itu memuntahkan energi sebanyak satu miliar matahari. Peristiwa itu terjadi dalam sepersekian detik.

Baca Juga


Jenis bintang yang dikenal sebagai magnetar, adalah bintang neutron dengan medan magnet yang sangat kuat. Magnetar sering menyala secara spektakuler dan tanpa peringatan.

Meskipun magnetar bisa ribuan kali lebih terang dari matahari kita, letusannya begitu singkat dan tidak dapat diprediksi sehingga menantang bagi ahli astrofisika untuk menemukan dan mempelajarinya.

Namun, para peneliti baru-baru ini berhasil menangkap salah satu suar ini dan menghitung osilasi dalam kecerahan magnetar saat meletus. Para ilmuwan menemukan bahwa magnetar melepaskan energi sebanyak yang dihasilkan matahari kita dalam 100.000 tahun dan itu terjadi hanya dalam 1/10 detik. 

Dilansir dari Space, Rabu (5/1), sebuah bintang neutron terbentuk ketika sebuah bintang masif runtuh di akhir hidupnya. Saat bintang mati dalam supernova, proton dan elektron di intinya dihancurkan menjadi massa matahari terkompresi yang menggabungkan gravitasi intens dengan rotasi kecepatan tinggi dan kekuatan magnet yang kuat.

Hasilnya, sebuah bintang neutron, berukuran kira-kira 1,3 hingga 2,5 massa matahari- satu massa matahari adalah massa matahari kita, atau sekitar 330.000 Bumi-dijejalkan ke dalam bola yang berdiameter hanya 20 kilometer.

Magnetar adalah bintang neutron dengan medan magnet yang 1.000 kali lebih kuat dari bintang neutron lainnya. Magnetar lebih kuat daripada objek magnetik lainnya di alam semesta.

 

Penulis utama studi Alberto J. Castro-Tirado, seorang profesor penelitian di Institut Astrofisika Andalucia di Dewan Penelitian Spanyol mengatakan dalam pernyataan bahwa matahari kita pucat dibandingkan dengan bintang-bintang yang terang dan padat ini bahkan ketika mereka tidak meletus.

“Bahkan dalam keadaan tidak aktif, magnetar bisa 100.000 kali lebih bercahaya dari matahari kita. Tapi dalam kasus lampu kilat yang telah kami pelajari -GRB2001415- energi yang dilepaskan setara dengan yang dipancarkan matahari kita dalam 100.000 tahun,” kata Castro-Tirado.

Sebuah “Suar Raksasa”

Magnetar yang menghasilkan letusan singkat terletak di Sculptor Galaxy, galaksi spiral sekitar 13 juta tahun cahaya dari Bumi dan merupakan “monster kosmik sejati.” Suar raksasa terdeteksi pada 15 April 2020 oleh instrumen Atmosphere-Space Interactions Monitor (ASIM) di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), para peneliti melaporkan 22 Desember di jurnal Nature.

Kecerdasan buatan (AI) dalam saluran ASIM mendeteksi suar, memungkinkan para peneliti untuk menganalisis gelombang energi yang singkat dan keras itu. Suar hanya berlangsung 0,16 detik dan kemudian sinyalnya menghilang dengan sangat cepat sehingga hampir tidak dapat dibedakan dari kebisingan latar belakang dalam data.

Bahkan para penulis penelitian menghabiskan lebih dari satu tahun menganalisis pengumpulan data ASIM selama dua detik, membagi peristiwa tersebut menjadi empat fase berdasarkan keluaran energi magnetar, dan kemudian mengukur variasi medan magnet bintang yang disebabkan oleh denyut energi ketika berada di puncaknya.

“Ini hampir seolah-olah magnetar memutuskan untuk menyiarkan keberadaannya dari kesendirian kosmiknya dengan berteriak ke ruang hampa dengan kekuatan satu miliar matahari,” kata Reglero.

 

Hanya  sekitar 30 magnetar yang telah diidentifikasi dari sekitar 3.000 bintang neutron yang diketahui. Ini adalah suar magnetar terjauh yang terdeteksi hingga saat ini.

Para ilmuwan menduga bahwa letusan seperti ini mungkin disebabkan oleh apa yang disebut gempa bintang yang mengganggu lapisan luar elastis magnetar, dan pengamatan langka ini dapat membantu para peneliti mengungkapkan tekanan yang menghasilkan kemunculan energi magnetar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler