Pakar: Anemia pada Anak tidak Boleh Disepelekan
Anemia pada anak merupakan masalah kesehatan yang bersifat kronis.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanganan Covid-19 masih menjadi prioritas kebijakan kesehatan publik, baik di Indonesia maupun di tingkat global. Akan tetapi, masalah kesehatan lain terutama kesehatan anak tidak boleh diabaikan.
Founder dan Chairman Health Collaborative Center, Ray Wagiu Basrowi, mengatakan salah satu kondisi kesehatan anak yang tidak boleh disepelekan adalah anemia. Utamanya, anemia defisiensi besi.
Menurut Ray, anemia pada anak merupakan masalah kesehatan yang bersifat kronis sehingga menjadi ancaman serius terhadap masa depan bangsa. Dia menyoroti, kondisi itu sudah terjadi puluhan tahun pada anak Indonesia.
Kondisi pandemi bisa membuat penanganan masalah kesehatan itu kian sulit. Artikel ilmiah yang ditulis Ray bersama empat rekannya menemukan bahwa prevalensi anemia tertinggi ditemukan pada anak berusia 6-11 bulan (42,3 persen).
Artikel berjudul "Diet Determinan Anemia pada Anak Usia 6–36 Bulan: Studi Cross-Sectional di Indonesia" itu telah dipublikasikan di jurnal Nutrient. Ray menyampaikan, data pada artikel diperoleh selama masa pandemi.
"Artinya, mungkin saja fokus pelayanan kesehatan selama pandemi untuk mengatasi Covid-19 bisa berdampak terhadap kurang fokusnya aspek pencegahan hingga penanganan lewat intervensi nutrisi untuk anemia," ujar Ray lewat pernyataan resminya.
Anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah lebih rendah dari kadar normal. Jumlah pengidap anemia di seluruh dunia mencapai 2,3 miliar orang dan 50 persen di antaranya disebabkan oleh Anemia Defisiensi Besi (ADB).
Sebanyak 85 persen dari pengidap anemia disinyalir merupakan perempuan dan anak-anak. Ray mengatakan, kondisi anemia dipengaruhi faktor kurangnya pemenuhan zat gizi utama. Anemia pada anak juga berkontribusi pada perkembangan motorik dan kognitif yang buruk.
Zat besi penting untuk pertumbuhan sistem saraf pusat terutama sepanjang tahun pertama. Anak-anak memiliki risiko kekurangan sel darah merah lebih tinggi karena mereka butuh pemenuhan gizi yang seimbang untuk tumbuh.
"Konsumsi makanan kaya zat besi perlu diperhatikan. Kekurangan zat besi adalah penyebab umum anemia pada anak di bawah lima tahun," ujar Ray yang sering membagikan edukasi daring lewat akun Instagram @ray.w.basrowi.a