Serangan Sasar Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Perbatasan Israel
Barang-barang pasukan penjaga perdamaian juga dicuri pelaku penyerangan
REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Pasukan penjaga perdamaian PBB yang bertugas di selatan Lebanon dilaporkan telah diserang saat berada di sekitar perbatasan negara dengan Israel. Barang-barang resmi dari petugas juga dilaporkan telah dicuri oleh pelaku penyerangan.
Serangan dilaporkan terkadang terjadi terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB yang bertugas di Lebanon sejak 2006, tepatnya setelah perang antara Hizbullah, salah satu kelompok di negara itu dan Israel. Atas kejadian terbaru, Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) meminta pihak berwenang Lebanon untuk menyelidiki dengan cepat dan menyeluruh.
“UNIFIL menuntut semua yang bertanggung jawab atas kejahatan ini," ujar Kandice Ardiel, seorang perwakilan pers UNIFIL, dilansir Aawsat, Kamis (6/1).
Media lokal melaporkan bahwa penduduk di Bint Jbeil, kota di selatan Lebanon bentrok dengan pasukan penjaga perdamaian Irlandia, yang mereka sebut saat itu sedang mengambil foto rumah-rumah penduduk. Laporan tersebut menambahkan bahwa pasukan PBB tidak didampingi oleh pasukan Lebanon.
Bint Jbeil menjadi salah satu basis utama Hizbullah. Sebagian besar wilayah di kota ini dihancurkan selama perang pada 2006.
Ardiel mengatakan, bertentangan dengan disinformasi yang tersebar, pasukan penjaga perdamaian tidak mengambil foto dan tidak berada di properti pribadi. Ia menambahkan bahwa pasukan penjaga perdamaian sedang dalam perjalanan bertemu dengan anggota tentara Lebanon untuk mengadakan patroli rutin.
“UNIFIL mengutuk serangan terhadap pria dan wanita yang melayani tujuan perdamaian, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum Lebanon dan internasional,” kata Ardiel.
Ardiel menambahkan bahwa UNIFIL juga mengutuk mereka yang memanipulasi penduduk lokal untuk memenuhi tujuan mereka. Pasukan sementara PBB ini awalnya dibuat untuk mengawasi penarikan pasukan Israel setelah invasi pada 1978.
Baca: Jepang Berang, Pangkalan Militer AS di Negaranya Jadi Klaster Covid-19
Misi tersebut diperluas di Lebanon di bawah gencatan senjata yang ditengahi PBB setelah perang selama sebulan antara Israel dan Hizbullah pada 2006. Insiden serupa dengan pasukan penjaga perdamaian di Lebanon selatan akhir tahun lalu telah dikecam oleh Kementerian Luar Negeri Lebanon.
Baca: Pandemi Buat Indonesia Prioritaskan Diplomasi Kesehatan pada 2022
Baca: Kazakhstan Memanas, AS dan PBB Serukan Semua Pihak Menahan Diri