Peru Laporkan Kematian Pertama Penderita 'Flurona'

Flurona alias kasus flu serentak dengan Covid-19 merenggut nyawa seorang warga Peru.

www.pixabay.com
Virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2 (ilustrasi). Infeksi ganda Covid-19 dan influenza bisa terjadi bersamaan. Kedua penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin itu dijuluki flurona ketika dialami seseorang di waktu yang sama.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Kementerian Kesehatan Peru pada Kamis (6/1/2022) melaporkan kematian pertama penderita "flurona", yakni infeksi gabungan antara flu dan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19. Korban ialah seorang pasien berusia 87 tahun dengan penyakit bawaan dan tidak divaksin Covid-19.

Kematian itu merupakan satu dari tiga kasus flurona yang terdeteksi di kawasan Amazonas, Peru utara, menurut peneliti Cesar Munayco dari Pusat Nasional untuk Epidemiologi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit kementerian. Dua kasus lainnya dialami satu anak dan pasien berusia 40 tahun telah mendapatkan vaksin lengkap Covid-19.

Mereka yang terinfeksi flurona mengalami gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, dan gejala umum lainnya. Munayco mendesak masyarakat agar disuntik vaksin Covid-19 dan influenza sebab vaksinasi mampu "mengurangi risiko kematian".

"Penting untuk mempertimbangkan ini, sebab saat ini kami menghadapi wabah influenza H3N2 besar-besaran di wilayah hutan Peru, seperti (kawasan) Loreto, San Martin, Amazonas dan Ucayali," katanya.

Peru pada Selasa mengumumkan gelombang ketiga pandemi, yang dipercepat oleh kehadiran varian omicron pada Desember 2021. Sejauh ini, otoritas telah mengonfirmasi 309 kasus omicron di negara Amerika Selatan itu.

Infeksi ganda

Tingkat flu tetap rendah secara global sejak pandemi, berkat protokol jarak sosial. Akan tetapi, dengan lebih banyak negara yang mulai melonggarkan protokol pada musim dingin, ada lebih banyak kemungkinan infeksi menjadi lebih tinggi.

Baca Juga



Terlebih dengan penyebaran cepat varian omicron di seluruh dunia, berarti memungkinkan lebih banyak kasus infeksi ganda yang akan muncul. Hal ini terlepas dari gejala ringan yang ditimbulkan omicron.

Omicron, varian SARS-CoV-2 yang dominan sekarang, sebagian besar muncul sebagai gejala pilek atau flu. Ahli menanjurkan untuk melakukan tes jika memiliki gejala-gejala "flurona".

Selain itu, beristirahatlah jika merasa tidak sehat walaupun merasa tidak terinfeksi Covid-19. Hal ini juga penting agar penderita flu tidak menyebarkan penyakit tersebut.

Akan sulit bagi orang untuk mengetahui apakah dirinya pernah mengalami kedua infeksi tersebut. Mereka baru akan mengetahuinya jika benar-benar mengalami sakit atau mendapatkan hasil tes penyakit.

Gejala Covid-19:

Demam atau kedinginan

Batuk

Sesak napas atau kesulitan bernapas

Kelelahan

Nyeri otot atau tubuh

Sakit kepala

Hilangnya rasa atau bau

Sakit tenggorokan

Hidung tersumbat atau pilek

Mual atau muntah

Diare

Gejala flu:

Demam atau merasa demam

Batuk

Sakit tenggorokan

Hidung berair atau tersumbat

Nyeri otot atau tubuh

Sakit kepala

Kelelahan

Muntah dan diare (lebih sering terjadi pada anak-anak)

sumber : Antara, Xinhua
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler