Sengaja Tertular Omicron Biar Dapat 'Vaksin Alami', Ahli: Gagasan Berbahaya!

Orang mengira tak masalah tertular omicron karena gejalanya ringan.

Pixabay
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. Membiarkan diri tertular SARS-CoV-2 untuk mendapatkan vaksin alami bukanlah ide yang aman.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar bahwa infeksi SARS-CoV-2 varian omicron hanya menimbulkan gejala ringan, lebih sedikit kasus rawat inap, dan tak terlalu banyak menimbulkan risiko kematian memunculkan gagasan untuk menjadikannya sebagai "vaksin alami". Apa jadinya jika orang sengaja tertular Covid-19 untuk mendapatkan kekebalan?

Ada perdebatan aktif di antara para ahli bahwa omicron adalah strain yang relatif lebih lemah. Omicron mungkin tidak menghasilkan penyakit yang parah dan dapat menginduksi "kekebalan kelompok" secara alami yang kuat serupa dengan apa yang dilakukan vaksin Covid-19.

Baca Juga



Ahli paru Rumah Sakit Manipal di India, dr Puneet Khanna, menjelaskan gagasan itu. Ia menyebut bahwa ada hipotesis untuk kelangsungan hidup yang berkelanjutan.

Menurut dr Khanna, virus cenderung berevolusi menuju jenis yang tidak terlalu parah. Kelak, SARS-CoV-2 pun semakin mudah menular tetapi tidak terlalu fatal.

Membuat manusia sangat sakit, menurut dr Khanna, bukanlah kepentingan virus. Dengan demikian, ada harapan bahwa di masa depan, jenisnya akan menjadi lebih lemah dan menyebabkan infeksi ringan yang sangat mirip dengan common cold alias pilek (selesma).

"Tetapi harus diingat bahwa virus terus bermutasi, sehingga versi yang lebih baru mungkin mendapatkan mutasi yang berbahaya atau sebaliknya, menjadi lebih ringan," kata dia, dilansir Times of India, Sabtu (8/1/2022).

Presiden Layanan Medis Portea Medical di India, dr Vishal Sehgal, berpendapat bahwa varian SARS-CoV-2 dapat saja bertindak sebagai vaksin alami atau terbukti bermanfaat meskipun tidak terlalu mengancam jiwa. Hanya saja, itu masih belum bisa dipastikan.

"Ketika kita berbicara tentang versi yang lebih ringan dari infeksi omicron yang menyebar dengan cepat yang bertindak sebagai vaksinasi alami, secara teoritis kemungkinan seperti itu ada. Namun, tidak seperti vaksin yang dikembangkan secara klinis, tidak ada prediktabilitas atau pemahaman tentang betapa berbedanya dampak dari infeksi tersebut dari satu orang ke orang lain," kata ahli Jantung dan Presiden Tata Kelola Klinis Connect and Heal, dr Chetan Shah.

Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Satu orang mungkin mendapati adanya peningkatan kekebalan, sementara yang lain mungkin menemukan bahwa infeksi tidak semulus yang diharapkan. Oleh karena itu, dr Shah tidak menyarankan orang dengan sengaja mencoba untuk terinfeksi atau ceroboh dengan langkah pencegahan penularan Covid-19.

"Pendekatan terbaik adalah segera vaksinasi dan mematuhi protokol kesehatan, selanjutnya biarkan alam mengurus dirinya sendiri," kata dr Shah.

Banyak ahli meyakini bahwa memercayai teori "vaksin alami" bisa berbahaya. Sebab, orang dapat menjadi terlena dengan tindakan perlindungan penting, seperti menjaga jarak sosial, penggunaan masker, dan kebersihan diri.

Sebagai dokter spesialis paru, Direktur Rumah Sakit Fortis Escorts Ravi Shekhar mengatakan, meskipun infeksi alami memang dapat memberikan kekebalan terhadap infeksi virus. Hal itu juga bisa terjadi dengan infeksi SARS-CoV-2.

"Tetapi gagasan itu tidak sepenuhnya benar karena keterbatasan utama dari gagasan ini adalah potensi mutasi besar yang kita lihat dengan virus ini," kata dr Shekhar.

Sementara itu, seorang dokter perawatan intensif, dr Harish Mallapura Maheshwarappa, mengatakan, infeksi SARS-CoV-2 dapat menyebabkan imunogenisitas yang cukup dalam tubuh untuk menghasilkan antibodi. Akan tetapi, pertanyaannya adalah apakah antibodi ini cukup efisien untuk memberikan perlindungan alami terhadap varian lain dari Covid.

"Masih butuh penelitian lebih lanjut terkait hal ini," tuturnya.

Dr Namita Jaggi dari Artemis Hospitals mengatakan, terlalu dini untuk menyebut omicron akan bertindak sebagai "vaksin alami". Ia menyebut, pandemi secara tradisional memang mereda dengan hadirnya varian yang lebih ringan, dan lebih ringan, sampai akhirnya sirna.

"Munculnya omicron bukan penyebab kekhawatiran, kita harus optimistis berharap ini mungkin bergerak menuju akhir pandemi," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler