CDC: Kasus Omicron Cepat Naik, Cepat Pula Turunnya

Amerika Serikat tengah mengalami kenaikan dramatis kasus Covid-19 akibat omicron.

EPA
Direktur CDC AS, dr Rochelle Walensky, mengatakan kasus omicron cepat naik, namun cepat juga turunnya. Afrika Selatan telah lebih dulu mengalaminya.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dr Rochelle Walensky mengungkapkan bahwa kasus infeksi SARS-CoV-2 varian omicron memang meningkat dengan cepat di banyak negara. Namun, kasusnya juga akan menurun dengan cepat pula.

Naik-turunnya diagnosis Covid secara historis telah ditunjukkan sebagai "gelombang". Akan tetapi, Walensky memprediksi bahwa lonjakan omicron di AS dapat divisualisasikan lebih sebagai "pemecah es".

Artinya, kenaikan dan penurunan kasusnya dramatis dalam kasus yang mirip dengan Afrika Selatan, negara yang telah melewati lonjakan omicron terlebih dulu.

"Saya pikir di tempat-tempat yang kita lihat tanjakan sangat terjal, kita mungkin juga melihat penurunan yang curam pula," kata Walensky dalam taklimat media pada Jumat (7/1/2022), dikutip NBC News.

Saat ini, kasus Covid-19 baru di Amerika Serikat naik lebih dari 204 persen dibandingkan dua pekan lalu. Pada Jumat, CDC merilis data baru tentang rawat inap terkait Covid-19, khususnya di antara anak-anak.

Tingkat rawat inap juga meningkat di antara anak-anak kecil yang belum divaksinasi, yakni usia nol hingga empat tahun. Pada pekan yang berakhir di 1 Januari 2022, ada 4,3 per 100 ribu anak di bawah usia lima tahun yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19.

"Anak-anak masih memiliki tingkat rawat inap terendah dari kelompok mana pun, tetapi rawat inap anak berada pada tingkat tertinggi dibandingkan dengan titik sebelumnya dalam pandemi," kata Walensky.

Lebih dari 12 negara bagian di Amerika telah melaporkan catatan rawat inap anak terkait dengan Covid-19. Walensky menyebut, bisa jadi ada lebih banyak kasus di luar itu.

Sementara itu, Kepala Divisi Kesiapsiagaan dan Infeksi Emerging CDC, dr Henry Walke, menyebutkan rekomendasi tentang pedoman isolasi. CDC mengatakan bahwa orang dapat menggunakan tes antigen cepat sekitar hari kelima periode isolasi jika mereka mau, tetapi itu tidak diharuskan.

Baca Juga


Hasil tes cepat di akhir perjalanan isolasi Covid-19 tidak menunjukkan seberapa menular seseorang. Terlepas dari hasil tes, dr Walke tetap menyarankan mereka memakai masker yang benar setelah lima hari isolasi.

Isolasi mengacu pada periode lima hari setelah seseorang dinyatakan positif Covid-19. Selama itu, penderita harus menjauh dari orang lain, termasuk anggota keluarga. CDC mengatakan, orang paling menularkan virus pada hari pertama atau kedua, dan hari pertama dan kedua setelah sembuh.

Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

CDC tidak memerlukan tes negatif untuk menyelesaikan isolasi setelah lima hari, selama pasien tidak lagi memiliki gejala. Namun, pasien tanpa gejala pun harus memakai masker selama lima hari tambahan.

Apakah infeksi omicron melindungi diri dari varian delta? Walensky mengatakan bahwa bukti awal menunjukkan bahwa varian omicron dapat membantu melindungi orang dari varian delta.

"Di sisi lain, kami memiliki indikasi bahwa jika kita pernah terinfeksi delta, kita rentan terhadap infeksi omicron," kata dia.

Lalu, apakah infeksi omicron akan melindungi seseorang dari infeksi ulang omicron? CDC masih memulai studi untuk menjawab pertanyaan ini. Hal tersebut adalah masalah penting mengingat varian baru tersebut dengan cepat menguasai Amerika, terhitung lebih dari 95 persen kasus Covid-19 terkait omicron.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler