Islam Ajarkan Pentingnya Dialog dalam Keluarga Sebelum Berdebat
Dialog penting untuk memperkuat hubungan antara anggota keluarga.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Percakapan yang di dalamnya terdapat penyampaian argumen tidak jarang berujung pada perdebatan dan pertengkaran sengit. Padahal sejatinya, sebuah percakapan yang baik semestinya diisi dengan dialog dan musyawarah agar menghindari perdebatan tidak bermanfaat.
Mengutip artikel di laman Islamweb, dialog dan argumen memiliki arti yang sama, yaitu pertukaran pendapat tentang topik tertentu. Namun, dialog dilakukan dengan cara yang sopan dan masing-masing pihak mendengarkan yang lainnya, bertukar perspektif budaya, dan menarik perhatian satu sama lain pada poin-poin yang mungkin terlewatkan.
Sebaliknya, argumen yang tercela lebih merupakan perseteruan dari kata-kata teriakan karena merupakan dialog yang melibatkan pertengkaran verbal. Masing-masing berusaha meyakinkan orang lain tentang pendapatnya, bahkan jika dia menggunakan bukti palsu untuk membuktikan sudut pandangnya.
Dengan demikian, dialog adalah argumen. Akan tetapi, bagaimana menentukan pertukaran pendapat yang diberikan adalah dialog dan bukan argumen?
Dalam sebuah dialog, lawan bicara ingin bertukar sudut pandang daripada meyakinkan satu sama lain tentang pendapat mereka. Selain itu, lawan bicara memiliki dua tampilan dasar, mereka tahu tujuan dialog dan topik yang sedang dibahas, dan mereka menunjukkan sopan santun dan kesopanan. Hal inilah yang menjadikan dialog menyenangkan dan sopan (beradab).
Sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran, "Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka." (QS. 41:38).
Musyawarah bersama seyogyanya merupakan cara hidup. Dalam hal ini, yang tua harus mendengarkan yang muda dan sebaliknya sampai mereka mencapai pendapat yang disepakati bersama. Hal ini merupakan perilaku yang benar.
Orang tua seyogyanya melupakan status otoritatif mereka ketika terlibat dalam dialog dengan anak-anak mereka. Mereka harus tahu dialog sangat penting dalam sebuah percakapan, terutama dalam sebuah keluarga.
Apa makna pentingnya dialog dan musyawarah?
Dialog memastikan interaksi antara anak dan orang tua, yang memudahkan anak untuk mengungkapkan perasaannya dan masalah yang dihadapinya kepada orang tuanya. Hal ini memungkinkan orang tua mengatasi masalah sebelum mereka menjadi lebih buruk.
Sebaliknya, pertengkaran menciptakan penghalang antara orang tua dan anak karena anak merasa takut memberi tahu orang tua tentang apa yang terjadi padanya. Selanjutnya, dialog bertujuan membangun karakter anak karena membuat dia merasa aman dan percaya diri. Hal ini melindunginya dari masalah di masa depan ketika dia terus berdialog dengan orang tuanya.
Selain itu, orang tua mendapat manfaat dari terlibat dalam dialog dengan anak-anak mereka dalam membentuk persepsi tentang ambisi dan masalah mereka karena anak-anak tidak pandai mengekspresikan diri. Manfaat lainnya adalah orang tua memahami persepsi yang mereka miliki tentang anak yang mungkin keliru.
Ketika orang tua terus terlibat dalam dialog dengan anak-anak mereka, gambarannya menjadi lebih jelas dan mereka dapat memperbaiki perilaku anak-anak jika persepsi orang tua tentang mereka benar, dan jika sebaliknya, orang tua bisa memperbaikinya. Selanjutnya, dialog berkelanjutan di dalam rumah bisa menghindari invasi budaya Barat melalui media massa dan dampak buruknya pada moral dan ambisi kaum muda.
Tidak jarang, dialog dan musyawarah tidak hadir dalam sebuah percakapan. Alasannya beragam, beberapa orang tua memiliki keyakinan yang keliru tentang pengasuhan, termasuk bahwa orang tua yang memerintahkan agar anak-anak harus patuh, sementara di sisi lain tidak memberikan ruang untuk dialog di antara mereka.
Selain itu, dialog tidak ada bisa jadi karena orang tua sibuk dan menghabiskan sedikit waktu di rumah. Hal ini bisa mengurangi kesempatan berdialog dengan anak-anak.
Sementara itu, kehadiran teknologi modern di semua rumah juga bisa melatarbelakangi tak adanya dialog di dalam sebuah rumah. Dampak teknologi membuat setiap anak bisa terisolasi dari keluarganya dan akhirnya berkomunikasi dengan dunia luar. Hal itu kemudian melemahkan ikatan keluarga dna menurunkan peluang menciptakan dialog dalam sebuah keluarga.
Karena itu, sebisa mungkin hadirkan dialog dan musyawarah di rumah agar tercipta keluarga yang harmonis dan penuh pengertian. Untuk menciptakan dialog yang efektif dalam keluarga, orang tua harus menyediakan lingkungan rumah yang tenang dan baik yang mendorong adanya dialog. Dialog sebaiknya dilakukan dalam kondisi yang tenang dan bebas dari kebisingan.
Dialog dalam sebuah keluarga penting untuk memperkuat hubungan antara anggota keluarga, yang secara psikologis harus siap untuk terlibat dalam dialog. Karena dialog melibatkan anggota keluarga tua dan muda, orang tua harus meredakan ketegangan yang mungkin terjadi selama sesi dialog tersebut.
https://www.islamweb.net/en/article/234766/engage-in-dialogue-before-you-argue