Ilmuwan Siprus Sangkal Varian Deltacron Hasil Kontaminasi Lab

Ilmuwan Siprus laporkan temuan varian deltacron.

www.pixabay.com
Mutasi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2 (ilustrasi). Varian yang dijuluki deltacron dikabarkan muncul di Siprus.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati, Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, SIPRUS -- Seorang ilmuwan Siprus Leonidos Kostrikis menyangkal varian deltacron yang ditemukannya merupakan hasil kontaminasi laboratorium. Dia mengatakan kepada Bloomberg dalam sebuah pernyataan surat elektronik pada Ahad (9/1/2022) bahwa 25 kasus yang telah dia identifikasi menunjukkan adanya tekanan evolusioner di strain pendahulu SARS-CoV-2 hingga terciptalah mutasi ini.

"Deltacron bukan hasil suatu peristiwa rekombinasi," kata Kostrikis yang juga kepala Laboratorium Bioteknologi dan Virologi Molekuler Siprus, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin (10/1/2022).

Kostrikis menjelaskan, infeksi deltacron lebih tinggi di antara pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit daripada di antara pasien yang tidak dirawat di rumah sakit. Hal itu membuat hipotesis kontaminasi dapat dikesampingkan, menurut Kostrikis.

Terlebih lagi, sampel diproses dalam  beberapa prosedur pengurutan di lebih dari satu negara. Kostrikis menyebut, setidaknya satu urutan dari Israel yang disimpan dalam database global menunjukkan karakteristik genetik deltacron.

"Temuan ini membantah pernyataan yang tidak berdokumen bahwa deltacron adalah hasil sebuah kesalahan teknis," ujar Kostrikis yang juga seorang profesor ilmu biologi di University of Cyprus.

Gen virus menentukan bentuk protein yang melakukan sejumlah tugas spesifik. Omicron dan delta masing-masing memiliki mutasi pada spike protein yang memengaruhi kemampuannya untuk memasuki sel manusia, dengan omicron menjadi lebih menular sebagai hasilnya.

Seorang profesor genomik mikroba di University of Birmingham, Inggris, Nick Loman, yang mempelajari virus corona mengatakan, bentuk virus rekombinan dapat muncul ketika ada beberapa varian patogen yang beredar. Bentuk rekombinan delta dan omicron tidak akan sepenuhnya mengejutkan.

"Akan tetapi, temuan dari Siprus lebih mungkin merupakan "artefak teknis" yang muncul dalam proses pengurutan genom virus," katanya.

Philenews melaporkan, Menteri Kesehatan Siprus Michael Hadjipantela mengatakan pada Ahad bahwa varian baru tidak menjadi perhatian. Keterangan detil lebih lanjut akan diberikan di konferensi pers pekan ini.

Pakar Covid-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Krutika Kuppali, mengatakan bahwa deltacron tidak nyata. Ia mengungkapkan bahwa kemungkinan ini hanyalah hasil kontaminasi di laboratorium dari fragmen urutan omicron dalam spesimen delta.

Sementara itu, ahli virologi di Imperial College, Tom Peacock, juga mengatakan bahwa deltacron tidak nyata. Ia menyebut bahwa ini tidak sesuai dengan kriteria dari varian baru.

Peacock mengatakan bahwa urutan deltacron di Siprus yang dilaporkan oleh beberapa media besar terlihat jelas merupakan kontaminasi. Ia menyebut itu tidak mengelompok pada pohon filogenetik dan memiliki seluruh pengurutan primer Artic dari potongan DNA/RNA omicron di sisi lain tulang belakang delta.

"Sekuens delta dengan mutasi aneh di amplikon 72 telah muncul selama berabad-abad (misalnya penyisipan delta + mu NTD) namun, mereka selalu menunjukkan pola non-monofiletik ini dan hampir selalu lebih mudah dijelaskan oleh masalah primer ini yang memperburuk pencemaran tingkat sangat rendah," kata Peacock dalam tulisan yang diunggah di jejaring sosial Twitter.

Martin Michaelis, profesor di bidang Kedokteran Molekuler di University of Kent mengatakan bahwa belum jelas apakah sampel itu asli atau sisa kesalahan pengurutan atau kontaminasi. Ia menuturkan bahwa sejauh yang diketahui, para peneliti dari Siprus telah mengurutkan sampel SARS-CoV-2 dan menerima urutan genom yang menggabungkan fitur varian omicron dan delta.

Baca Juga



"Belum jelas apakah ini nyata atau kesalahan urutan atau konsekuensi dari kontaminasi," kata Michaelis.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler