In Picture: Panen di Sragen, Mentan SYL Gairahkan Produksi Hingga Ekspor Kacang Tanah
REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini terus mendorong pengembangan produk hingga hilirisasi pangan lokal. Upaya ini dilakukan guna meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian nasional dengan mendorong para pelaku usaha untuk berkontribusi pada peningkatan kualiatas produk olahan pangan berorientasi ekspor.
Saat melakukan panen sekaligus hilirisasi kacang tanah di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen, Senin (10/1), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan upaya menggairahkan produksi kacang tanah sebagai pangan lokal yang memiliki nilai ekonomi strategis serta dapat meningkatkan langsung perekonomian masyarakat pedesaan maupun perekonomian nasional melalui pasar ekspor.
"Saya hadir di sini agar Sragen menjadi lebih maju. Bayangkan 2 tahun kita dihajar covid-19 namun hanya sektor pertanian yang mampu bertahan. Pada Triwulan II 2020 PDB Sektor pertanian tumbuh 16,24 persen di tengah sektor lain turun. Hal yang sama terjadi pada ekspor pertanian mengalami peningkatan lebih dari 47 persen tahun 2021. Oleh karena itu, saya mau Sragen menjadi kawasan percontohan budidaya kacang tanah hingga hilirisasinya. Kalau Bupati punya semangat tinggi, kita ekspor kacang," demikian dikatakan Mentan SYL saat melakukan panen kacang bersama Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Anggota Komisi IV DPR RI, Luluk Nur Hamidah, jajaran Eselon I Kementerian Pertanian.
Menurut Mentan hal ini sesuai arahan Presiden Jokowi, bahwa komoditi pangan lokal Indonesia harus didorong memasuki pasar-pasar konsumsi Internasional. Oleh karenanya, pangan lokal harus dipersiapkan dan diperkenalkan dengan baik sehingga mampu menggaet perhatian pasar ekspor.
"Ini adalah yang diharapkan Bapak Presiden, yakni melalukan reguler maksimum. Jadi kegiatan regulernya Bupati kita booster dan mengkorporasikan petani, dimana dari hulu ke hilirnya kita asistensi sampai dengan tingkat off taker atau marketnya disiapkan dengan baik," terangnya.
Ia menegaskan Kementan bersama Komisi IV DPR RI dan pemerintah daerah Sragen tak hanya berupaya meningkatkan produksi kacang tanah, namun juga berupaya memastikan jaminan harganya. Salah satunya dengan menggandeng off takker untuk mempertemukan pasar dengan petani sehingga sama-sama mendapat keuntungan.
SYL menambahkan pengembangan budidaya kacang tanah pun harus diwujudkan dengan konsep integrasi farming sehingga tidak hanya memproduksi kacang tanah namun juga mendorong peningkatan produksi komoditas lainnya. Hal ini pun merupakan upaya untuk meningkatkan pendapatan atau kesejahteraan petani melalui pemanfaatan potensi pertanian yang ada secara optimal.
"Kita akan terapkan teknologi, petani tidak hanya tanam kacang tapi juga bisa disisipkan tanaman kedelai dan jagung serta lainnya yang akan panen bergantian dalam satu hamparan sehingga stagnasi aktivitas perekonomian masyarakat bisa kita perkecil," bebernya.
"Upaya mendorong pengembangan kacang tanah ini pun kita intervensi dengan artificial intelligence, mekanisasi pertanian, penumbuhan petani milenial, dan yang terpenting penyiapan dana KUR (kredit usaha rakyat,- red) yang harus kita dorong bersama perbankan untuk memudahkan petani mendapatkan modal usaha," tambah SYL.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan guna memperkuat pertumbuhan ekonomi makro Kementan mendukung upaya diversifikasi pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan pangan, meningkatkan ketahanan pangan masyarakat dan menjadikan kacang tanah sebagai komoditas andalan ekspor.
Menurut Suwandi secara optimis hal ini dapat diwujudkan mengingat produksi kacang tanah di Indonesia tahun 2020 naik 0,74 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 437 ribu ton dan komoditas kacang tanah sendiri menyumbang Rp 152,5 miliar dari total ekspor pertanian Rp 352,09 triliun.
"Hari ini kita panen, berikutnya luas tanam kita upayakan meningkat dari tahun kemarin, jadi panennya bisa lebih banyak lagi. Ke depan kita dorong ekspor tidak lagi dalam bentuk komoditi, namun dalam bentuk produk jadi. Ini pentingnya arahan Mentan SYL untuk lakukan hilirisasi produk-produk pangan," ungkap Suwandi.
Sementara Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menuturkan Sragen merupakan lumbung padi nasional. Pemerintah daerah Sragen pun tengah mendorong pengembangan komoditas lainnya, salah satunya kawasan kacang tanah dengan luas di tahun 2021 sebesar 3.232 ha dan pengembangan di tahun 2022 menjadi 4.390 ha.
"Kami mengapresiasi dukungan penuh dari Bapak Menteri Pertanian yang telah banyak menggelontorkan bantuan untuk Kabupaten Sragen. Bantuan meliputi benih padi, kedelai, jagung, porang dan bantuan benih kacang tanah dengan pupuk non subsidi," ucapnya.
Pada kegiatan ini, Mentan SYL menyerahkan bantuan pertanian seperti alat mesin pertanian, benih padi, jagung, kedelai, porang dan kacang tanah. Selain itu penandatanganan MoU Petani dengan PTPN IX dan MoU BUMDes dengan Offtaker kacang tanah juga turut dilakukan dalam kegiatan tersebut.