Pfizer Kembangkan Vaksin Hibrida, Paduan Formula Lama dan Baru Khusus Omicron
Pfizer targetkan vaksin hibrida bisa selesai pada Maret mendatang.
REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Santi Sopia
Pfizer dilaporkan sedang mengembangkan vaksin hibrida yang menggabungkan suntikan asli dengan formulasi baru guna melindungi dari infeksi varian Covid-19 omicron. Saat ini, penelitian masih berlanjut dan Pfizer akan mengevaluasi formulasi hibrida baru terhadap vaksin khusus omicron.
Sebelumnya, Pfizer menyatakan pada akhir November, tak lama setelah omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, bahwa perusahaan sedang mengerjakan vaksin baru khusus omicron.
Pfizer masih menentukan formula yang paling cocok. Rencananya, vaksin akan dirilis pada Maret mendatang.
Tak hanya Pfizer, BioNTech asal Jerman juga tengah menguji versi dosis lebih tinggi dari vaksin dan mengevaluasi jadwal pemberian dosis yang berbeda.
Chief Executive Officer (CEO) Pfizer Albert Bourla dalam Konferensi Kesehatan JPMorgan, mengatakan, Pfizer mendorong regulator AS agar memberi izin perusahaan farmasi tersebut mengeluarkan vaksin yang dimodifikasi ke pasaran. “Dan itu sudah mulai produksi,” kata Bourla, seperti dikutip dari laman Fortune, Rabu (12/1/2022).
Bourla mengatakan, pihaknya sudah menyediakan sumber daya tambahan untuk unit vaksin perusahaan. Pfizer juga mencari cara untuk menyebarkan teknologi RNA messenger (mRNA).
“Jelas (mRNA) adalah teknologi yang sangat kuat dan kami hanya menggores permukaannya saja,” katanya.
Sebelumnya Pfizer mengumumkan kesepakatan terkait mRNA untuk Covid-19, penyakit langka, dan kanker. Pfizer juga membuat terobosan dengan memperluas akses ke pengobatan oral Covid-19 melalui tablet Paxlovid.
“Dalam beberapa pekan, kami akan memilikinya di mana-mana,” kata Bourla.
“Pfizer dapat memperbarui vaksin saat ini untuk mengatasi varian baru yang berpotensi mengkhawatirkan di masa depan, jika diperlukan," lanjut Bourla.
Tak hanya Pfizer, Moderna menyebutkan bahwa garis pertahanan pertama melawan omicron adalah dosis ketiga dari vaksin yang ada saat ini. Moderna juga disebut mengembangkan suntikan booster khusus omicron. Hal itu mengingat ancaman jangka panjang yang ditunjukkan omicron karena mampu menurunkan kekebalan dari vaksin maupun imun yang terbentuk dari infeksi sebelumnya.
Moderna pun diklaim akan terus mengembangkan vaksin khusus Omicron. Moderna berharap vaksin segera memasuki uji klinis lanjutan awal tahun ini, tetapi tidak bisa menentukan waktu pastinya.
CEO Moderna, Stéphane Bancel mengatakan, pihaknya berharap perlindungan yang diberikan oleh booster terhadap omicron berkurang. "Saya berharap itu akan bertahan lama," katanya.
Sementara itu, Kepala penasihat medis Gedung Putih, Dr Anthony Fauci, memperkirakan bahwa omicron akan menjadi jenis virus yang dominan di AS. Tetapi ia tidak mengatakan bahwa vaksin khusus omicron diperlukan untuk mempertahankan kekebalan.
Fauci mendesak masyarakat untuk mendapatkan booster. Menurut penelitian, booster diyakini memberikan perlindungan yang lebih besar terhadap omicron. Sebuah studi baru-baru ini dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris menemukan bahwa suntikan penguat hingga 75 persen efektif mencegah infeksi Covid-19 simtomatik yang disebabkan oleh omicron.