Marcus Rashford Tenggelam, Korban Kelinci Percobaan Solskjaer dan Rangnick?

Penampilan Marcus Rashford terlihat datar saat membela MU.

AP Photo/Dave Thompson, Pool
Penyerang Manchester United (MU) Marcus Rashford.
Rep: Eko Supriyadi Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Penyerang Manchester United (MU) Marcus Rashford belakangan jadi sorotan karena performanya yang anjlok musim ini. Penampilannya yang mengecewakan saat United mengalahkan Aston Villa 1-0 di Piala FA, Selasa (11/1/2022), membuat para pengamat dan legenda sepak bola garuk-garuk kepala.

Baca Juga


"Saya tidak ingin memilih Marcus Rashford karena kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia. Dia terlihat sangat datar. Dia terlihat putus asa. Sudah lama saya tidak melihatnya tersenyum," kata mantan striker Newcastle, Alan Shearer, dikutip dari BBC, Kamis (13/1/2022).

Performanya musim ini kontras dengan awal kariernya sebagai pemain utama MU. Pada Februari 2016, ketika ia muncul sebagai pemain berusia 18 tahun, Rashford langsung mencetak dua gol dalam debutnya di pertandingan Liga Europa melawan klub Denmark, Midtjylland. Tiga hari kemudian, di mencetak dua gol lagi di Liga Primer Inggris ke gawang Arsenal.

Penampilannya itu membuat Rashford dibawa ke Euro 2016, dan awal dari karier yang membuatnya sudah 46 kali membela Inggris di tiga turnamen besar. Dua musim terakhirnya bersama Setan Merah sangat produktif dengan 43 gol, dan kini total sudah 88 gol untuk klub. Namun ia melewatkan awal musim 2021/22 karena harus menjalani operasi bahu.

Rashford belum mencetak gol dalam 11 penampilan terakhirnya, sejak kemenangan 3-0 dari Tottenham pada 30 Oktober. Penggemar Setan Merah pun mulai mengeluhkan aksi Rashford, yang dianggap mencerminkan perjuangan tim. Mantan pemain MU Micky Gray, menilai Rashford tampil mengecewakan saat menghadapi Aston Villa.

Gray menyebut, kinerja, usaha, dan bahasa tubuh Rashford sangat buruk. Pemain berusia 24 tahun itu dianggap tak memberikan dampak apapun selama 86 menit, sebelum akhirnya ditarik keluar ketika pertandingan tersisa empat menit waktu normal.

"Marcus Rashford, saya minta maaf, melambaikan tangan ke Anda. Saya minta maaf sobat, tapi jika Anda terus memberikan bola seperti itu, maka hanya masalah waktu sebelum Anda keluar dari lapangan sepak bola. Itu terlalu sering terjadi musim ini," ungkap Gray, dikutip dari Talksports.

Kepercayaan diri dinilai menjadi masalah utama bagi Rashford. Keputusan di lapangan yang dibuat tanpa pikir panjang, tidak berjalan dengan baik. Dalam pertandingan, terlalu banyak berpikir juga bisa memberikan kerugian. Rashford pun didesak untuk kembali ke dasar, mengadopsi pendekatan yang membuatnya mendapat pujian di skuad inti, berlari ke gawang lawan dengan kecepatannya yang tinggi dan menghadapi mereka. Meski terlihat sederhana, tapi hal tersebut cukup kompleks untuk dihadapi Rashford.

Pelatih Manchester United (MU) Ralf Rangnick dan Marcus Rashford (kanan). - (EPA-EFE/PETER POWELL )

 

Rashford butuh kepastian dan bimbingan. Dia ternyata jadi orang terakhir yang melakukan wawancara terjadwal, karena dia berlatih lebih lama, memperbaiki permainannya atau melakukan latihan menendang ke gawang. Striker tersebut bergaul dengan baik dengan mantan manajer Ole Gunnar Solskjaer. Tapi pelatih asal Norwegia itu cenderung tidak banyak melatih. Sehingga Rashford tidak pernah belajar mengasah naluri predatornya dari Solskjaer.

Rashford dikabarkan pernah mengeluh, merasa penampilanya datar karena diminta untuk bermain dalam banyak peran berbeda. Namun ia diminta untuk berhenti mengeluh. Pemain berusia 24 tahun itu merasa Ralf Rangnick, yang menggantikan Solskjaer, bisa membantunya bangkit. Rashford yakin posisi paling efektif baginya adalah di kiri. Namun ia terjebak dalam pencarian United. Pertama di bawah Solskjaer dan sekarang Rangnick.

Saat fit, Paul Pogba cenderung menempati sisi kiri. Musim lalu, Rashford digunakan sebagai penyerang tengah atau sayap kanan. Namun kedatangan Cristiano Ronaldo membuatnya kembali jadi kelinci percobaan. Taktik Rangnick berubah. Melalui sebuah perubahan itu, Rashford terus berusaha mengejar ketertinggalan. Rashford mencetak tiga gol dalam tujuh pertandingan pertamanya musim ini.

Namun Rangnick melakukan perubahan sistem ke 4-2-2-2. Meskipun saat melawan Villa ia menggunakan formasi 4-2-3-1 ala Solskjaer. Formasi itu bikin Rashford kembali ke peran favoritnya di sisi kiri. Hanya, penampilan Rashford tak sesuai harapan. Namun, mengingat ini adalah posisi berbeda kelima yang dimainkan Rashford dalam empat sistem berbeda musim ini, mungkin dia harus dimaafkan.

Masalah lainnya adalah ketidakpastian masa depan. Kontraknya hanya tinggal 18 bulan lagi, dan sampai saat ini belum ada komitmen untuk memperpanjangnya. Rashford ingin bertahan dengan klub yang dibelanya sejak kecil. Tapi dengan performanya saat ini, ada keraguan dari United untuk mempertahankannya lebih lama atau apakah melepasnya di bursa transfer.

Penyerang Manchester United (MU) Marcus Rashford dalam pertandingan Piala FA kontra Aston Villa di Old Trafford, Selasa (11/1/2022) dini hari WIB. - (EPA-EFE/PETER POWELL )

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler