5 Perbedaan Dasar ETF dan Reksa Dana Konvensional
Exchange Traded Fund (ETF) dengan sifat dasarnya efisien, transparan, dan fleksibel makin dikenal di Indonesia sebagai instrumen investasi
Exchange Traded Fund (ETF) dengan sifat dasarnya efisien, transparan dan fleksibel makin dikenal di Indonesia sebagai instrumen investasi yang menjadi jembatan sebelum seseorang yang selama menyukai reksa dana hendak beralih ke saham.
Dikatakan menjadi jembatan karena sebagai produk reksa dana namun bisa diperjual-belikan di jam bursa. Dengan kata lain, ETF adalah reksa dana rasa saham.
Sebagai instrumen investasi yang diperdagangkan di jam bursa, tetapi masih masuk kategori reksa dana, ETF ini tentu tetap berbeda dengan yang namanya reksa dana konvensional.
Menariknya, ETF kini sudah mudah ditransaksikan (jual-beli) melalui aplikasi IPOT besutan sekuritas karya anak bangsa dengan tagline #SemuaBisaInvestasi bernama Indo Premier Sekuritas. Berbasis aplikasi ini transaksi ETF di primary market maupun secondary market sudah serba online.
Lantas apa saja perbedaan dasar ETF dan reksa dana konvensional? Berikut ini 5 perbedaan nyatanya:
1. Tempat Jual-Beli
Jual-beli reksa dana konvensional dan ETF berbeda. Saat seseorang ingin membeli reksa dana konvensional maka ia akan terhubung dengan Manajer Investasi (MI), perusahaan sekuritas dan agen penjual reksadana lainnya. Sementara itu saat seseorang ingin mentransaksikan ETF maka bisa langsung mengontak pemilik ETF atau dealer partisipan resmi di pasar primer atau broker di pasar sekunder.
2. Minimum Pembelian
Perbedaan besar antara reksa dana dan ETF adalah batas minimum pembelian. Hitungan pembelian reksa dana adalah per 1 unit aset, sementara itu untuk ETF dalam dalam satuan Lot (1 lot = 100 Unit Penyertaan) dan satuan unit kreasi (1000 Lot = 100.000 unit). Transaksi ETF di Pasar Sekunder (secondary market) dalam satuan Lot (1 lot = 100 Unit Penyertaan) dan transaksi jual-beli di Pasar Primer (primary market) dalam satuan unit kreasi (1000 Lot = 100.000 unit)
3. Risiko
Yang namanya investasi tentu saja tidak bebas risiko. Namun jika dibandingkan dengan reksa dana konvensional, ETF tergolong instrumen investasi yang lebih minim risiko. Ketika seseorang membeli reksa dana konvensional maka ia mempercayakan keamanan dan performa transaksi sepenuhnya pada MI, sedangkan saat berinvestasi exchange traded fund, investor dapat selalu mengontrol performa instrumen selama jam bursa masih aktif. Selain itu, karena ETF telah terdiversifikasi secara maksimal maka potensi kerugiannya lebih minim dibandingkan reksa dana konvensional.
4. Biaya (Fee) Transaksi
Dalam transaksi reksa dana terdapat biaya pembelian dan penjualan kembali (1 persen hingga 3 persen), sedangkan ETF sesuai dengan biaya komisi broker.
5. Penentuan Harga Final
penentuan final harga reksa dana, baik kenaikan atau penurunannya, hanya bisa diketahui di akhir jam kerja bursa, sedangkan pada ETF yang sifatnya seperti saham harganya bisa diketahui secara real time sesuai volume demand transaksi saat jam bursa aktif.