Tempat yang Harus Dihindari di Tengah Penyebaran Omicron

Dengan situasi mencemaskan ini, publik diimbau menghindari tempat-tempat tertentu.

Republika
Tempat yang harus dihindari di tengah penyebaran varian omicron (ilustrasi).
Rep: Shelbi Asrianti Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara akibat penyebaran varian omicron yang mudah menular. Dengan situasi mencemaskan tersebut, publik diimbau menghindari tempat-tempat tertentu.

Baca Juga


Dokter spesialis gawat darurat, Luke Palmisano, menyarankan untuk membatasi makan di luar. Mendukung bisnis dan restoran lokal penting, tetapi untuk berjaga-jaga lebih baik menggunakan jasa pesan antar atau membungkus makanan.

Apabila tetap ingin menyantap makanan di restoran, pilih tempat makan di luar ruangan atau saat restoran tidak dalam jam sibuk. Ketika bertandang ke suatu restoran dan tampak ramai, sebaiknya jadwalkan di waktu yang lain.

"Makan di luar bersama teman adalah sesuatu yang perlu dilakukan untuk menyehatkan jiwa, tapi untuk sementara coba batasi sebisa mungkin," kata Associate Medical Director di Emergency Department Dignity Health California Hospital itu.

Palmisano mengatakan aturan lain yang ada sesungguhnya relatif. Dia berpendapat, seseorang tetap perlu bersosialisasi sesekali meski omicron melanda. Tidak cukup bersosialisasi bisa memperburuk kesehatan mental.

Supaya tetap aman, pilih tempat bertemu sahabat yang kurang ramai dan pergilah pada waktu yang tidak sibuk. Jangan pergi ke tempat yang dirasa mengkhawatirkan seperti pesta meriah yang digelar teman.

"Memilih untuk tidak menghadiri pesta ulang tahun teman anak Anda (atau hanya menunggu di dalam mobil) adalah pilihan yang masih dapat diterima secara sosial," ujar Palmisano, dikutip dari laman Eat This Not That, Ahad (16/1/2022).

Menurut Palmisano, mencegah penularan omicron lebih sulit karena sifatnya yang mudah menyebar. Dia menjelaskan, omicron lebih menular karena mutasi proteinnya cocok dengan reseptor di sel manusia dan mengikat dengan lebih akurat.

Ini tidak berarti varian tersebut memicu kasus penyakit yang lebih parah. Meski begitu, Palmisano mewanti-wanti untuk menjauhi unit gawat darurat (UGD) kecuali jika gejalanya parah seperti sesak napas, mudah lelah, atau nyeri saat bernapas.

Apabila terbukti positif Covid-19, tidak ada salahnya membeli oksimeter. Alat itu memeriksa denyut nadi dan tingkat saturasi oksigen darah dari ujung jari, cara mengetahui kondisi tubuh dengan mudah.

Baca juga : Begini Cara Kerja Booster Melawan Varian Omicron

Nilai persisten apapun yang kurang dari 92 persen artinya mengkhawatirkan dan harus segera ke UGD. Dengan keyakinan omicron tidak memicu kasus parah, nyatanya kini jumlah rawat inap tetap naik.

Menurut Palmisano, itu bukan karena omicron, namun karena banyak orang lupa atau lalai menerapkan protokol kesehatan. Karena itu, saat berada di tempat umum, jangan berdiri terlalu dekat dengan seseorang, misalnya ketika berbaris dalam antrean.

Hindari ruang tunggu yang tertutup, pakai masker N95, dan sebisa mungkin tidak melepaskannya. Protokol kesehatan umum lainnya tetap perlu diterapkan, seperti mencuci tangan dan tidak sembarangan menyentuh wajah.

Memakai kacamata termasuk hal yang disarankan Palmisano. Jika ada orang yang terlihat sering bersin, batuk, atau menyeka hidungnya, menjauhlah dengan sopan. Mendapatkan vaksinasi lengkap dan booster juga termasuk langkah antisipasi.

Baca juga : Yang Perlu Anda Tahu Soal Batuk Sebagai Gejala Omicron

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler