Perlawanan Djokovic Berakhir dengan Deportasi dari Australia
Djokovic akhirnya tidak akan ikut serta dalam ajang Australia terbuka.
REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Novak Djokovic akhirnya tidak akan ikut serta dalam ajang Australia Terbuka. Kontroversi soal masuknya dia ke Australia pada akhirnya berujung deportasi. Pengadilan federal menolak tuntutan agar visanya dipulihkan.
Pengadilan tetap menegakan keputusan pemerintah Australia untuk mencabut visanya dan menolak petenis nomor satu dunia itu memasuki negara tersebut. Djokovic dicegah masuk ke Australia lantaran dirinya belum divaksin, dan berisiko menimbulkan kerusuhan sipil di negara itu.
"Saya menghormati keputusan pengadilan dan saya akan bekerja sama dengan otoritas terkait kepergian saya dari negara ini," ucap Djokovic, dikutip dari dari Marca, Ahad (16/1).
Ia mengaku tidak nyaman karena selama beberapa pekan selalu menjadi sorotan. Sehingga petenis asal Serbia itu berharap, setelah kasus ini selesai, semua orang kembali fokus pada pertandingan dan turnamen. Djokovic tiba di Australia pada 5 Januari, dengan keyakinan visanya telah diberikan pada 18 November.
Panel pemerintah Victoria dan Tennis Australia. Tapi visanya dibatalkan oleh Pasukan Perbatasan Australia di bandara Melbourne. Sehingga memicu perselisihan antara Djokovic, perwakilannya dan Australia.
"Saya ingin mendoakan para pemain, ofisial turnamen, staf, sukarelawan, dan penggemar semua terbaik untuk turnamen ini," ujar Djokovic.