IHSG Pekan Ini: Tembus Rekor Tertinggi Namun Transaksi Harian Turun
IHSG menguat signifikan hingga 1,5 persen di penutupan pekan ini
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada penutupan perdagangan pekan ketiga Januari 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif. Selama akumulasi lima hari perdagangan, IHSG tercatat meningkat 0,49 persen ke posisi 6.723,37 yang merupakan rekor tertinggi baru.
Di hari terakhir perdagangan, Jumat (21/1), IHSG menguat signifikan sebesar 1,50 persen dan memutus reli pelemahan selama empat hari beruntun. Pergerakan IHSG pekan ini sangat fluktuatif dengan rentang antara 6.534,27 hingga 6.726,37.
Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar Bursa mengalami peningkatan sebesar 1,22 persen menjadi Rp 8.463,010 triliun dari Rp 8.360,735 triliun pada penutupan pekan lalu.
Meski demikian, rata-rata nilai transaksi harian Bursa selama sepekan mencatatkan penurunan sebesar 0,13 persen menjadi Rp 11,516 triliun dari Rp 11,531 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.
Penurunan turut terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa sebesar 4,65 persen menjadi 1.302.330 transaksi dari 1.365.875 transaksi pada penutupan pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian Bursa juga mengalami perubahan sebesar 5,49 persen menjadi 17,731 miliar saham dari 18,761 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Investor asing pada hari terakhir perdagangan bursa kemarin mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 972,65 miliar. Adapun sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 6,01 triliun.
Sementara itu, total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah tiga emisi dari dua emiten senilai Rp 1,65 triliun. Total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI sampai dengan saat ini berjumlah 482 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 431,11 triliun dan 47,5 juta dolar AS, diterbitkan oleh 123 Emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 148 seri dengan nilai nominal Rp 4.705,93 triliun dan 200 juta dolar AS. Sedangkan Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp 4,91 triliun.