Pasien Omicron Meninggal, Dinkes DKI: Jangan Anggap Enteng
Dinkes DKI meminta warga segera swab bila merasakan gejala Covid-19
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengkonfirmasi korban meninggal karena varian Omicron di DKI, kemarin. Menurut dia, perlu ditingkatkan kewaspadaan di masyarakat dengan adanya kasus meninggal tersebut.
“Menunjukkan kita jangan menganggap enteng Omicron, apalagi pada kelompok rentan,” kata Dwi kepada Republika, Ahad (23/1).
Dia menambahkan, penanganan medis untuk Covid-19 varian Omicron sejauh ini berjalan sama. Prinsipnya, kata dia, penanganan dilakukan sama layaknya pada varian lain.
Ditanya langkah Dinkes DKI soal mitigasi terkait maraknya penyebaran Covid-19 saat ini, ia menegaskan hal serupa. Menurutnya, sejauh ini Dinkes akan tetap melakukan masif tracing hingga tes pada mereka yang berkontak erat dengan kasus Covid-19.
“Jika menderita gejala atau terinfeksi Covid-19, maka isolasi dengan baik dan patuh,” jelas dia.
Menurutnya, jika ada keluhan yang menunjukkan gejala-gejala Covid-19, dia mengimbau untuk dilakukan swab tes segera. Selain, dari mengutamakan vaksinasi yang banyak tersebar saat ini.
“Untuk yang belum vaksin, segera vaksin,” lanjut dia.
Diberitakan sebelumnya, Kemenkes mencatat dua korban meninggal karena varian Omicron. Keduanya dinyatakan meninggal setelah mendapat perawatan intensif di dua rumah sakit berbeda, RS Sari Asih Ciputat, Tangerang Selatan, dan RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.
Khusus untuk perkembangan kasus Covid-19 di DKI hingga Sabtu (22/1) ada penambahan kasus sekitar 1.825 orang. “Dari 1.825 orang, 1.528 di antaranya (83,7%) juga merupakan transmisi lokal," kata Dwi dalam keterangannya, kemarin.
Dengan adanya penambahan itu, akumulasi kasus aktif hingga kemarin di DKI naik sekitar 1.364 orang. Sehingga, total kasus aktif di DKI mencapai 7.840 orang yang masih dirawat atau isolasi.
Dwi mengatakan, dari total kasus Covid-19 di DKI yang ada, 5.890 orang atau 75,1 persen merupakan kasus transmisi lokal. Sisanya, kata dia, pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Terpisah, khusus kasus varian Omikron di DKI, menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, ada peningkatan mencapai 1.177 kasus. “Impornya dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) ada 827 kasus, lokalnya ada 350 orang,” kata Riza saat ditemui kemarin di Jakarta Selatan, Sabtu (22/1).