DKI Jakarta Tetap PPKM Level 2, Meski Omicron Sedang Merajalela
Level PPKM DKI Jakarta tak berubah meski terjadi kenaikan signifikan kasus Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Zainur Mashir Ramadhan, Dian Fath Risalah
Pemerintah pusat melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 05 Tahun 2022 menyatakan wilayah DKI Jakarta tetap berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level dua sejak 25-31 Januari 2022. Ini artinya level PPKM DKI Jakarta tak berubah meski kasus Covid-19 tengah menanjak naik dipicu penularan varian Omicron.
"Instruksi menteri ini mulai berlaku 25 Januari sampai 31 Januari 2022," demikian keterangan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam Inmendagri dipantau di Jakarta, Selasa (25/1/2022).
Pada ketentuan PPKM tersebut masih sama dengan ketentuan sebelumnya karena masih berada pada level yang sama. Untuk kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan dapat dilakukan melalui Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dan atau pembelajaran jarak jauh.
Hal itu berdasarkan keputusan bersama empat menteri, yakni Mendikbud Ristek, Menteri Agama, Menkes dan Mendagri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Saat ini, PTM di DKI Jakarta dilaksanakan dengan kapasitas 100 persen karena PPKM berada di level dua.
Kemudian, kegiatan sektor non esensial maksimal 50 persen bagi pegawai sudah vaksin untuk kerja di kantor atau work from office (WFO) sektor esensial beroperasi dengan kapasitas 50-75 persen dan sektor kritikal maksimal 100 persen dari kapasitas.Untuk supermarket, hipermarket, pasar tradisional, toko kelontong, dan pasar swalayan beroperasi hingga pukul 21.00 WIB dengan kapasitas 75 persen pengunjung.
Restoran, kafe baik yang ada di lokasi terbuka atau di dalam mal buka hingga pukul 21.00 WIB dengan kapasitas 50 persen. Aktivitas restoran, kafe dengan jam operasional malam hari dimulai dari jam 18.00 hingga 00.00 WIB dengan kapasitas 50 persen.
Kegiatan di mal, pusat perbelanjaan, dan pusat perdagangan buka dengan kapasitas 50 persen dengan jam operasional hingga pukul 21.00 WIB. Bioskop diizinkan buka dengan kapasitas 70 persen, tempat ibadah dibuka dengan kapasitas 75 persen.
Kemudian fasilitas umum yakni area publik, taman umum, tempat wisata umum dan area publik buka dengan kapasitas 25 persen. Kegiatan seni dan budaya, olahraga, sosial kemasyarakatan beroperasi dengan kapasitas 50 persen, kemudian pusat kebugaran/gym buka kapasitas 50 persen.
Selanjutnya, transportasi umum termasuk taksi daring dan kendaraan sewa diizinkan buka 100 persen dan pelaksanaan resepsi pernikahan diadakan dengan kapasitas maksimal 50 persen. Seluruh kegiatan masyarakat tersebut menggunakan protokol kesehatan lebih ketat dan melalui aplikasi PeduliLindungi.
In Picture: Razia Masker di Kota Denpasar Disiplinkan Protokol Kesehatan
Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Selasa (24/1/2022), terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengatakan, dalam 24 jam terakhir penambahan kasus Covid-19 DKI sekitar 1.739 orang.
Dari jumlah tersebut, kata dia, jumlah aktif Covid-19 di DKI juga bertambah 1.217 orang. “Sehingga, jumlah kasus aktif kini sebanyak 9.057,” kata Dwi dalam keterangannya di Jakarta, kemarin malam.
Dwi menambahkan, sebanyak 7.166 atau sekitar 79 persen dari total kasus itu merupakan transmisi lokal. Sisanya, merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
“Dari kasus aktif 1.739, 1.460 di antaranya (84 persen) juga merupakan transmisi lokal," lanjut dia.
Tak sampai di sana, Dwi juga menyebut ada peningkatan signifikan kasus Covid-19 varian Omicron. Dia mengimbau, agar masyarakat bisa menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi.
“Waspadai penularan Varian Omicron yang kini juga meningkat di Jakarta,” kata Dwi.
Dia menambahkan, dalam 24 jam terakhir, kasus Covid-19 varian Omicron di DKI Jakarta menjadi 1.313 orang, meningkat 136 dari Sabtu (22/1) lalu. Diterangkan Dwi, dari 1.313 tersebut, PPLN menyumbang 854 orang, sisanya transmisi lokal.
“Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 6,6 persen,” kata Dwi.
Jumlah itu, dijelaskannya, meningkat karena penetapan WHO tidak lebih dari lima persen.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin memperkirakan dalam dua pekan ke depan peningkatan jumlah kasus Covid-19 akan terjadi di wilayah DKI Jakarta dan Bodetabek. "Paling banyak Omicron di DKI dan Bodetabek selama 2-3 minggu ke depan," kata Budi dalam Konferensi Pers secara daring, Senin (24/1).
Antisipasi yang dilakukan, lanjut Budi, adalah dengan mengejar capaian vaksinasi primer dan lanjutan. "Kami akan mempercepat vaksinasi booster di sana," tegasnya.
Varian Omicron menjadi penyumbang kenaikan angka Covid-19 di Indonesia beberapa pekan terakhir. Dari 1.626 yang terkonfirmasi Omicron, sekitar 20 pasien yang menjalani perawatan dengan oksigen dan dua pasien yang meninggal dunia.
"Kita tidak perlu panik tapi harus terus waspada dan hati-hati karena memang laju penularannya tinggi. Tapi tidak perlu panik karena memang hospitalisasi dan kematian yang rendah," tegas Menkes.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, peningkatan kasus Covid-19 akibat varian Omicron di Indonesia, masih tetap terkendali hingga saat ini. Jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian pun juga tercatat masih lebih rendah dari 90 persen jika dibandingkan dengan kasus puncak Delta.
"Meski kasus meningkat, pemerintah tetap dalam kendali penuh menghadapi varian Omicron. Peningkatan kasus relatif terkendali," kata Luhut saat konferensi pers evaluasi PPKM melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (24/1).
Menurut Luhut, jumlah kasus Omicron di Indonesia yang tak setinggi di negara lain pun juga disebabkan oleh penggunaan PeduliLindungi. Nantinya, lanjutnya, Menteri Kesehatan juga akan mengumumkan tokoh-tokoh ataupun restoran dan mall yang tak memanfaatkan aplikasi ini.
"Jangan masuk itu karena itu akan ada risiko penularan. Ini saya kira untuk mendisiplinkan bangsa ini. Ini momentum bangsa ini untuk menjadi disiplin juga," tambah Luhut.
Luhut juga mengatakan, angka kematian aktual kasus Covid-19 akibat Omicron di DKI Jakarta tercatat jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi yang dilakukan sebelumnya berkaca dari kasus di Afrika Selatan. Luhut menyebut, angka vaksinasi yang lebih tinggi dibandingkan Afrika Selatan dan juga penggunaan PeduliLindungi menjadi salah satu faktor penyebabnya.
"Berkaca dari trayektori kasus di Afrika Selatan, pemerintah memperkirakan kasus akan terus meningkat. Namun satu hal yang kami temukan, tingkat kematian aktual di DKI lebih rendah dari proyeksi yang kami lakukan dengan menggunakan trayektori Afrika Selatan," jelas Luhut.
Karena itu, pemerintah akan terus mengejar angka vaksinasi umum dan lansia di Jawa dan Bali. Saat ini angka vaksinasi dosis satu untuk umum telah mencapai 91 persen, sedangkan dosis satu untuk lansia mencapai 75 persen.
Selain itu, ia juga menyebut angka vaksinasi dosis 1 dan 2 untuk anak-anak di Jawa Bali juga mengalami peningkatan cepat. "Tingkat vaksinasi dosis 1 anak di Jawa Bali telah mencapai 69 persen dan dosis 2 juga sudah mulai meningkat," kata Luhut.