APPSI: Kemendag Janjikan Pedagang Bisa Dapat Migor Murah Mulai Besok

Asosiasi pedagang menanti mekanisme subsidi migor murah dari Kemendag

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pedagang menata minyak goreng kemasan yang dijual di kiosnya di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Senin (24/1/2022). Berdasarkan keterangan para pedagang, harga minyak goreng kemasan dan curah yang dijual di pasar tersebut masih tinggi. Harga minyak goreng kemasan dijual dengan harga Rp18 ribu hingga Rp22 ribu per liter dan harga minyak goreng curah dijual dengan harga Rp19 ribu hingga Rp20 ribu per liter. Foto: Republika/Abdan Syakura
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPIS) menyampaikan, para pedagang pasar mulai Rabu (26/1/2022) bisa mulai membeli minyak goreng dengan harga murah sehingga harga jual ke konsumen dapat diturunkan menjadi Rp 14 ribu per liter.

Baca Juga


Ketua APPSI, Sudaryono, mengatakan, kepastian merupakan informasi terakhir yang diterima dari Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag)."Saya apresiasi janji dari Kemendag, tinggal bagaimana besok secara teknis. Kelihatannya memang Kemendag lebih hanya melibatkan dinas-dinas perdagangan," kata Sudaryono kepada Republika.co.id, Selasa (25/1/2022).

Pihaknya menyayangkan Kemendag yang tidak melibatkan asosiasi pedagang secara aktif sejak kebijakan minyak goreng satu harga diumumkan pada pekan lalu.

"Teman-teman asosiasi agak kecewa, tapi ya kita redam saja. Ya sudahlah, pemerintah sedang susah jadi kita harus bantu," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan APPSI baru akan melakukan koordinasi teknis dengan Kemendag pada Rabu (26/1/2022). Ia mengatakan, koordinasi tersebut sebetulnya cukup terlambat. "Tapi tidak apa-apa lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," ujarnya.

Sudaryono menegaskan, APPSI berkomitmen dan siap membantu pemerintah untuk memperlancar program minyak goreng satu harga. Ia pun meminta agar pemerintah adil antara toko ritel modern dan pasar tradisional.

Pasalnya, saat program bergulir di toko ritel modern, para pedagang kecil mengaku kecewa kepada pemerintah yang lebih mengutamakan korporasi ketimbang para pedagang yang ada di pasar-pasar tradisional.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler