Rusia Gelar Latihan Militer di Dekat Ukraina

Pengerahan pasukan Rusia di Belarus menciptakan front baru untuk kemungkinan serangan

AP/Russian Defense Ministry Press S
Foto ini diambil dari video yang didistribusikan oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan kendaraan militer Rusia bergerak selama latihan di Krimea, 22 April 2021.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menggelar latihan militer pada Rabu (26/1/2022), dan mengerahkan lebih banyak pasukan serta jet tempur ke Belarus. Pengerahan tersebut sebagai persiapan untuk latihan militer gabungan dengan Belarus pada Februari mendatang.

Pengerahan pasukan Rusia di Belarus, yang terletak di utara Ukraina, menciptakan front baru untuk kemungkinan serangan. Secara terpisah, pasukan artileri Rusia di wilayah Rostov selatan yang berbatasan dengan Ukraina akan berlatih menembak pada Rabu malam.

Latihan tersebut sebagai bagian dari inspeksi kesiapan tempur Distrik Militer Selatan. Sementara, di ujung utara, kapal perang Rusia memasuki Laut Barents untuk berlatih melindungi jalur pelayaran utama di Kutub Utara.

Kantor berita Interfax yang mengutip Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya mengerahkan unit penerjun payung ke Belarus pada Rabu. Tepatnya sehari setelah mengerahkan pasukan artileri dan marinir menjelang latihan bersama bulan depan.  Rusia juga memindahkan jet tempur Su-35 ke Belarus untuk latihan "Allied Resolve".

Sebelumnya wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Fomin, mengatakan, latihan bersama dengan Belarus akan melibatkan latihan tanggapan bersama terhadap ancaman eksternal.  Fomin mengatakan, pengerahan pasukan militer dan persenjataan ke Belarus akan memakan waktu hingga 9 Februari. Sementara latihan bersama yang diberi nama Allied Resolve 2022 akan berlangsung pada 10-20 Februari.

Fomin tidak mengatakan berapa banyak pasukan yang akan terlibat, tetapi Rusia akan mengerahkan belasan jet tempur Su-35 dan beberapa unit pertahanan udara ke Belarus. Pengerahan itu akan meningkatkan sekitar 100.000 tentara Rusia termasuk tank dan senjata berat lainnya yang sebelumnya sudah berada di dekat perbatasan Ukraina.

Fomin mengatakan, latihan di Belarus melibatkan sejumlah pasukan dari Distrik Militer Timur Rusia. Hal ini mencerminkan kebutuhan untuk berlatih dan memusatkan seluruh potensi militer negara itu di wilayah barat.

“Situasi dapat muncul ketika kekuatan dan sarana kelompok kekuatan regional tidak akan cukup untuk memastikan keamanan yang dapat diandalkan dari negara serikat, dan kita harus siap untuk memperkuatnya. Kami telah mencapai kesepahaman dengan Belarus bahwa perlu melibatkan seluruh potensi militer untuk pertahanan bersama," ujar Fomin.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko, mengatakan, latihan bersama akan dilakukan di perbatasan barat Belarus dan di wilayah selatan yang berbatasan dengan Ukraina.  Lukashenko belum lama ini menawarkan untuk menjadi tuan rumah senjata nuklir Rusia. Lukashenko menjalin hubungan yabg semakin dekat dengan Rusia di tengah sanksi Barat atas tindakan keras pemerintahnya terhadap aksi protes domestik.


Baca Juga


Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengatakan, pengerahan pasukan Rusia ke Belarus menimbulkan kekhawatiran bahwa Moskow mungkin berencana untuk menempatkan pasukan dan memperluas pertahanan Ukraina dengan serangan dari utara.  Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim itu mengatakan, pergerakan tersebut menunjukkan kesediaan Belarus untuk mengizinkan pasukan konvensional dan nuklir Rusia ditempatkan di wilayahnya.

Pejabat Ukraina telah memperingatkan, Rusia dapat melancarkan serangan ke Ukraina dari beberapa arah, termasuk dari Belarus. Kementerian Pertahanan Ukraina akan mempercepat upaya untuk membentuk batalyon cadangan, sehingga memungkinkan pengerahan 130 ribu pasukan tambahan untuk memperkuat 246 ribu pasukan militer.

Amerika Serikat dan sekutunya telah mendesak Rusia untuk meredakan situasi dengan memanggil kembali pasukan yang dikumpulkan di dekat Ukraina. Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir, lebih dari 100 ribu tentara Rusia yang dilengkapi dengan tank dan senjata telah dikerahkan di dekat Ukraina. Baerbock menyebut situasi itu sebagai ancaman.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan, Moskow bebas untuk mengerahkan pasukannya di mana pun yang dianggap perlu di wilayahnya. Lavrov mengatakan, kehadiran pasukan Moskow tidak mengancam pihak manapun.

“Kami tidak dapat menerima tuntutan tentang angkatan bersenjata kami di wilayah kami sendiri. Kami tidak mengancam siapa pun, tetapi kami mendengar ancaman kepada kami," kata Lavrov.

sumber : Reuters / AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler