Pria Kanada Didakwa Seusai Serang Muslimah di Dekat Masjid Edmonton
Muslimah itu diserang di hadapan anak-anaknya.
REPUBLIKA.CO.ID,
EDMONTON -- Kepolisian Edmonton, Kanada mendakwa seorang pria berusia 34 tahun setelah diduga melakukan penyerangan terhadap wanita Muslim kulit hitam di luar sebuah masjid saat Tahun Baru.
Polisi mengatakan pria itu ditangkap dan didakwa setelah dia diduga menyerang seorang wanita di hadapan anak-anak wanita tersebut di timur laut Edmonton, tepatnya di dekat Masjid Al Ameen di 54th Street dan 122nd Avenue. Pria itu telah didakwa dengan pasal tentang kerusakan di bawah 5.000 dolar AS dan karena mengucapkan ancaman.
"Penyelidik juga merekomendasikan agar Pasal 718.2 KUHP Kanada diterapkan dalam kasus ini, yang memungkinkan pengadilan mempertimbangkan peningkatan hukuman ketika ada bukti pelanggaran itu dimotivasi oleh kebencian," kata polisi Edmonton dalam email Selasa (25/1/2022), dilansir di CBC News, Kamis (27/1/2022).
Dalam rilisnya, polisi mengatakan layanan Polisi Edmonton terus memberikan dukungan kepada keluarga tersebut melalui layanan dukungan informasi kejahatan dan trauma. Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) mengatakan dalam sebuah rilis bahwa penyerang menargetkan seorang wanita Muslim yang berada di dalam kendaraan bersama ketiga anaknya.
Menurut NCCM, pria itu memukul dan meludahi kendaraan itu sembari meneriakkan ancaman kekerasan kepada wanita tersebut. Pada satu titik, pria itu meninggalkan area tersebut, tetapi dia kembali dengan membawa sekop dan melanjutkan serangannya. Sementara itu, properti masjid juga dilaporkan rusak.
CEO NCCM Mustafa Farooq mengatakan kepada CBC News bahwa korbannya adalah seorang wanita Muslim kulit hitam. Peristiwa itu dikatakan telah berdampak banyak pada komunitas. Pasalnya, insiden seperti mengakibatkan banyak trauma, tingkat ketidakamanan yang besar, dan menimbulkan banyak ketakutan.
"Kami telah berulang kali mendapatkan serangan pada wanita Muslim kulit hitam. Ini tidak dapat diterima. Ini harus dihentikan dan kami benar-benar membutuhkan pendekatan pemerintah secara menyeluruh," kata Farooq.
Farooq ingin melihat semua tingkat pemerintahan bersama-sama berupaya dalam sebuah pendekatan pendidikan termasuk memanfaatkan rekomendasi dari pertemuan nasional tentang Islamofobia yang telah digelar oleh NCCM. "Saya berbicara dengan, sayangnya, begitu banyak orang di kampung halaman saya di Edmonton yang mengatakan mereka tidak merasa aman berjalan di jalan, naik angkutan umum, karena apa yang mereka sembah dan penampilan mereka," tambah Farooq.
NCCM secara aktif bekerja sama dengan kota Edmonton dalam strateginya. Dewan kota Edmonton telah meloloskan sebuah usulan selama pertemuan pertama setelah pemilihan, yang meminta pemerintah kota untuk bekerja dengan komite penasihat anti-rasialisme dan komunitas rasial Edmonton untuk mengatasi kekerasan berbasis kebencian di kota itu.
Seorang juru bicara kota mengatakan keputusan itu diperkirakan pada pertengahan Februari mendatang. Wali Kota Edmonton Amarjeet Sohi mengatakan dia sedih dengan berita serangan di Hari Tahun Baru.
"Saya tidak bisa membayangkan betapa takutnya dia dan anak-anaknya. Tidak seorang pun boleh dibuat merasa tidak aman karena warna kulit mereka, agama mereka, atau alasan lainnya. Mengatasi kekerasan berbasis kebencian adalah prioritas utama dewan kami," kata Sohi dalam sebuah pernyataan melalui email.