PM Australia Akui Terlalu Optimistis Sebelum Omicron
Varian Omicron telah mengubah peraturan dan mengganggu rantai pasokan.
REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pemerintahnya terlalu optimistik pada dampak vaksinasi virus korona. Sehingga menimbulkan kekecewaan dan kelelahan ketika varian Omicron mewabah.
Angka persetujuan Morrison jatuh ke level terendah dalam dua tahun terakhir sebelum pemilihan umum empat bulan lagi. Kepercayaan publik terhadapnya juga rusak setelah tes antigen mengalami kelangkaan ketika kasus infeksi Omicron bertambah 1 juta pada musim panas lalu.
Dalam pidatonya di National Press Club di Canberra, Morrison mengatakan ia akan menerima kritikan atas kepemimpinannya. "Saya belum melakukan semuanya dengan benar," katanya, Selasa (1/2/2022).
Morrison mengatakan fokusnya menyeimbangkan tujuan kesehatan dengan ekonomi. Varian Omicron telah mengubah peraturan, mengganggu rantai pasokan dan menyebabkan kekurangan alat tes.
Pada awal Januari Morrison mengatakan pemerintahannya mengadopsi pendekatan "terus maju" daripada kembali memberlakukan peraturan pembatasan sosial ketat.
"Ketika kami memasuki musim panas mungkin kami terlalu optimistis," katanya.
Ia menambahkan hal ini menambah kekecewaan masyarakat ketika merasa vaksinasi tidak menghentikan penyebaran Omicron. Ia menanggapi kritik terhadap pemerintahnya yang dianggap tidak melakukan antisipasi dengan menggelar tes yang lebih banyak.
Morrison mengatakan berdasarkan sistem pemerintahan federal Australia tanggung jawab menyalurkan tes Covid-19 selama pandemi di tangan negara bagian. Ia mengatakan menyadari frustasi masyarakat.
Ia kemudian melontarkan pernyataan kampanye dengan mengatakan Australia membutuhkan pemimpin yang memiliki pengalaman. Angka kematian akibat Covid-19 Australia salah satu paling rendah di dunia dan angka vaksinasinya tertinggi walaupun sempat terlambat.
Morrison menekakan ketahanan ekonomi, Australia mempertahankan peringkat kredit AAA. Ia mengatakan kini lebih banyak orang bekerja dibanding sebelum pandemi, dengan tingkat pengangguran 4,2 persen.
Ia mengatakan pemerintah federal akan menawarkan upah tambahan hingga 800 dolar Australia kepada staf panti wreda. Sebab pandemi Covid-19 menyebabkan lebih dari 1.200 panti wreda kekurangan staf.
Ia juga mengumumkan rencana menggelontorkan anggaran sebesar 2 miliar dolar Australia untuk meningkatkan manufaktur dengan mengkomersialkan penelitian.
"Kami perlu menemukan dan mengembangkan generasi baru wirausahawan peneliti di Australia," kata Morrison.