Tempat Pembuangan Sampah Ternyata Pemakaman Mayat Wanita Elite 5 Ribu Tahun Lalu
Mayat wanite elite berusia lima ribu tahunan itu dari peradaban Caral di Peru.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petualangan menelusuri jejak arkeologis pasti akan menemukan kejutan. Segala hal yang terlihat secara kasat mata dari kejauhan ternyata setelah didekati terdapat temuan benda-benda yang mengundang penasaran orang. Kemudian diteliti, hingga kemudian digali. Setelah itu ditemukanlah jejak dari masa lalu.
Begitulah pengalaman arkeolog Peru David Palomino dalam perbincangan bersama Reuters beberapa waktu lalu. Bersama tim, dia membongkar tempat pembuangan akhir sampah. Lalu mengubahnya menjadi area terbatas untuk penelitian arkeologis yang super serius.
Mereka menemukan sisa-sisa jasad wanita berusia 5.000 tahun yang mungkin berasal dari kalangan atas peradaban Caral kuno, sebuah temuan yang mereka katakan menunjukkan pentingnya wanita di kota itu sekitar lima milenium sebelumnya.
Kota Caral adalah situs arkeologi di Peru tempat sisa-sisa kota utama peradaban Caral ditemukan. Kota ini terletak di lembah Supe Peru, dekat kota Caral saat ini, 182 kilometer utara Kota Lima, 23 km dari pantai dan 350 meter di atas permukaan laut. Kota ini diperkirakan berusia 5.000 tahun, dianggap sebagai kota tertua di Amerika dan salah satu yang tertua di dunia.
Tidak ada situs lain yang ditemukan dengan keragaman bangunan monumental atau fungsi seremonial dan administratif yang berbeda di Amerika sedini Caral. Kota ini telah dinyatakan sebagai situs Warisan Budaya Manusia oleh UNESCO .
Budaya Caral berkembang antara 3000 dan 1800 SM. Di Amerika, ini adalah peradaban pra-Hispanik tertua, berkembang 1.500 tahun lebih awal dari peradaban Olmec, masyarakat kompleks Mesoamerika pertama.
Kota nelayan awal, Áspero atau El Áspero, yang terletak di pesisir dekat muara Sungai Supe, sangat erat kaitannya dengan kota Caral. Di sana, sisa-sisa pengorbanan manusia (dua anak dan seorang bayi yang baru lahir) telah ditemukan.
Tempat pembuangan sampah
Aspero, area di situs Caral tempat makam ditemukan, sebelumnya digunakan sebagai tempat pembuangan sampah kota. "Ini adalah pemakaman penting karena memiliki unsur-unsur yang sesuai dengan seorang wanita berstatus tinggi," kata arkeolog David Palomino kepada Reuters pada hari Kamis, sambil menunjuk pada cara mayat dibungkus dan pengawetan kulit, rambut, dan kukunya.
Jasad wanita itu, yang diperkirakan meninggal pada usia sekitar 20 hingga 35 tahun, ditemukan dengan mantel dari bulu berwarna biru dan cokelat yang mungkin berasal dari burung Amazon seperti macaw, katanya, seraya menambahkan makam itu dikelilingi oleh keranjang berisi sesaji, vas, labu, dan paruh burung tukan.
Macaw merupakan burung asli dari Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan tadinya Karibia. Kebanyakan spesies tinggal di hutan, khususnya hutan hujan, tetapi ada juga spesies yang lebih menyukai habitat perkebunan atau savana.
Sedangkan burung Tukan tumbuh di daerah tropis berparuh besar. Tukan hidup di hutan-hutan tropis. Ada 37 jenis burung tukan; banyak di antaranya yang hidup di hutan-hutan Amerika Tengah dan Selatan. Burung tukan hidup dalam kawanan kecil di puncak pohon. Burung ini tampangnya mirip dengan burung rangkong, tetapi beda keluarga.
Tak hanya lelaki
Palomino mengatakan temuan tersebut menunjukkan bahwa "tidak hanya laki-laki yang memiliki hubungan penting dalam peradaban ini, tetapi juga hubungan perempuan."
Sebanding dengan peradaban lain
Kota Suci Caral sudah sangat tua dan umurnya sebanding dengan peradaban awal Mesopotamia, Mesir, Cina dan Mesoamerika. Piramida mengesankan yang menjulang tinggi di atas tanah, alun-alun kota yang tenggelam, amfiteater yang menakjubkan, dan tempat berkumpul umum menjadikan reruntuhan Caral sangat istimewa.
Piramida Caral dibangun sekitar tahun 2600 SM. Pembangunan bangunan-bangunan tersebut diperkirakan terus berlangsung hingga sekitar tahun 2000 SM. Hal ini membuat usia mereka sebanding dengan piramida Giza dan Cheops di Mesir, yang dibangun antara 2600 dan 2480 SM.
Dilansir dari archaeologynewsnetwork.com, para arsitek dan insinyur yang mencari solusi untuk kehidupan berkelanjutan di abad ke-21 dengan cermat mempelajari sisa-sisa kota kuno Caral di Peru, sebuah keajaiban teknik yang dibangun sekitar 5.000 tahun yang lalu.
Para pembangun di Caral menciptakan kota piramida, amfiteater yang tenggelam, bangunan yang tahan terhadap gempa, dan saluran bawah tanah yang menyalurkan angin agar api tetap menyala, semuanya hanya dengan peralatan dasar.
Tidak ada bekas peperangan yang ditemukan di Caral, tidak ada benteng, tidak ada senjata, tidak ada mayat yang dimutilasi. Temuan arkeologis dari area menunjukkan bahwa masyarakatnya lembut dan dibangun atas dasar perdagangan dan kesenangan.
Di salah satu piramida, mereka menemukan 32 seruling yang terbuat dari tulang condor dan pelikan dan 37 ekor tanduk rusa dan tulang llama. Di antara artefak yang digali di Caral adalah potongan tekstil yang diikat dan diberi label quipu oleh para penggali. Peradaban Caral atau Norte Chico dianggap sebagai peradaban tertua di benua Amerika, yang berkembang pada tahun 3000 hingga 1800 SM.
Kota Caral - yang memiliki luas lebih dari 60 hektar (150 hektar) dengan 3.000 penduduk - mewakili karya salah satu peradaban paling penting di planet kita. Pekerjaan terorganisir dari penduduknya menciptakan Caral. Rupanya, mereka adalah pembangun dan insinyur yang terampil. Hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa Kota Suci Caral dibangun di Peru selama 4400 tahun sebelum suku Inca berkuasa.
Caral terkenal dengan perencanaan kotanya yang berkelanjutan, termasuk kompleks kuil yang rumit, rumah-rumah biasa, amfiteater yang mengesankan, dan masyarakat yang hidup selaras dengan alam. Salah satu dari banyak pencapaian teknik masyarakat Caral adalah saluran yang digunakan Caral untuk memasok udara ke api yang digunakan dalam upacara keagamaan dan menjaganya tetap menyala.
Menurut para ahli yang menyelidiki struktur di area tersebut, sistem tersebut bergantung pada apa yang oleh fisikawan modern saat ini disebut sebagai efek Venturi, yaitu penurunan tekanan ketika fluida mengalir melalui ruang yang terbatas. Ini tentu saja merupakan salah satu dari beberapa rancangan cerdik orang-orang kuno ini.
Pencapaian teknologi besar lainnya dari masyarakat Caral terkait dengan sebanyak 50 sungai yang mengalir dari Andes. Kehidupan, pertanian, dan pembangunan mereka bergantung pada sungai-sungai ini. Namun, hanya tiga di antaranya yang mampu membawa air sepanjang tahun.