Dr Erlina Burhan Ungkap Ciri Nyeri Tenggorokan Akibat Omicron Berikut Cara Meredakannya

Nyeri tenggorokan menjadi gejala umum infeksi omicron.

Republika
Sakit tenggorokan biasa bisa dibedakan dengan gejala Covid-19.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dr dr Erlina Burhan SpP(K) mengungkapkan, salah satu gejala khas Covid-19 akibat infeksi SARS-CoV-2 varian omicron adalah sakit tenggorokan. Bagaimana membedakannya dengan sakit tenggorokan akibat penyakit lain?

"Berbeda dengan delta yang biasanya membuat demam, nyeri di tenggorokan atau tidak enak ditenggorokan yang menjadi gejala umum omicron biasanya diikuti dengan batuk," ujar dr Erlina dalam konferensi pers "Update Covid-19 di RSUP Persahabatan", disimak di Jakarta, Selasa (2/2/2022).

Untuk membedakan nyeri tenggorokan biasa dengan omicron, menurut dr Erlina, coba lihat gejala lain yang menyertainya. Nyeri tenggorok dapat terjadi karena faringitis atau infeksi pada saluran napas atas.

Baca Juga


"Kasus ini biasanya hanya sekedar nyeri tenggorok saja," kata dokter dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSUP Persahabatan ini.

Namun, pada kasus omicron, selain nyeri tenggorok, penderita biasanya juga merasa sangat letih, lelah, nyeri kepala, dan disertai dengan hidung tersumbat atau hidung berair. Sedikit sekali yang mengeluhkan gejala demam.

"Nyeri tenggorok kalau faringitis hanya sekedar nyeri biasanya. Kalaupun akhirnya demam karena ada bakteri. Omicron memang seperti flu, tapi lebih dari flu biasa. Variasi gejalanya lebih banyak dibandingkan dengan flu," paparnya.

Untuk mengatasi nyeri tenggorok, Erlina menyarankan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri, misalnya parasetamol. Obat ini bisa dibeli secara bebas di apotek.

"Boleh saja meminum obat-obatan untuk mengatasi nyeri tenggorokan tersebut, bisa mulai dari antinyeri atau obat yang melegakan serta vitamin atau obat antidemam," jelas dr Erlina.

Beda sakit tenggorokan biasa dengan gejala Covid-19. - (Republika)

Sementara itu, penderita harus mendapatkan resep antivirus dokter jika memerlukannya untuk meredakan nyeri tenggorokan. Dr Erlina menyarankan orang yang mengalami nyeri tenggorokan disertai gejala lain untuk memeriksakan diri ke dokter.

"Jika tidak diperiksa, kita tidak tahu ini omicon atau bukan. Jika hanya menganggap flu biasa, biasanya protokol kesehatannya lebih abai. Berbeda jika ternyata positif omicron, protokcol kesehatan akan lebih ketat," tutur dokter spesialis paru tersebut.

Omicron lebih menginfeksi tenggorokan ketimbang paru

Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa omicron lebih menginfeksi tenggorokan daripada paru-paru. Enam penelitian telah menemukan bahwa omicron tidak merusak paru-paru separah delta dan varian terdahulu lainnya.

"Hasil dari semua mutasi yang membuat omicron berbeda dari varian sebelumnya adalah bahwa Omikron mungkin telah mengubah kemampuannya untuk menginfeksi berbagai jenis sel," ujar profesor virologi di University College London, Deenan Pillay, seperti dikutip laman Guardian, Ahad (2/1/2022).

Ketika virus menghasilkan lebih banyak sel di tenggorokan, maka itu akan membuatnya lebih mudah menular. Sebaliknya, virus yang menginfeksi jaringan paru-paru akan berpotensi lebih berbahaya, tetapi kurang menular.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler