Omicron Bikin Sebagian Pengobatan Covid-19 Jadi Kurang Efektif
FDA menyebut ada tiga obat antivirus yang masih tetap efektif dalam melawan omicron.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Genom varian omicron memiliki banyak mutasi, termasuk di bagian spike protein virus. Mutasi tersebut turut memengaruhi efektivitas sebagian terapi pengobatan Covid-19 yang sudah ada saat ini.
Menurut sebuah studi laboratorium terbaru, sebagian besar terapi pengobatan antibodi menjadi kurang efektif dalam melawan varian omicron. Akan tetapi, tiga obat antivirus yang sudah disetujui penggunaannya untuk Covid-19 oleh Food and Drug Administration (FDA) masih tetap efektif dalam melawan omicron.
Ada tiga macam pengobatan yang disoroti dalam studi yang telah dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine ini. Berikut ini adalah ketiga macam pengobatan tersebut, seperti dilansir Medical News Today, Rabu (2/2/2022).
Terapi antibodi monoklonal
Antibodi monoklonal dibuat di laboratorium dan menyerupai antibodi yang dibuat oleh sistem imun. Pemberian terapi antibodi monoklonal pada tahap awal infeksi SARS-CoV-2 dapat secara signifikan menurunkan risiko perawatan di rumah sakit dan kematian. Terapi antibodi monoklonal juga sangat membantu pengbatan orang-orang berisiko tinggi.
Hanya saja, terapi antibodi monoklonal bekerja dengan cara menarget spike protein SARS-CoV-2. Di sisi lain, varian omicron memiliki setidaknya 33 mutasi pada spike protein-nya.
Dalam studi, peneliti mempelajari efektivitas tujuh antibodi monoklonal dalam melawan varian alfa, beta, gama, delta, dan omicron. Ketujuh antibodi monoklonal ini tampak efektif dalam melawan varian-varian lain sebelum omicron.
Akan tetapi, ada penurunan yang signifikan ketika antibodi monoklonal digunakan untuk mengobati omicron. Sebagai contoh, antibodi monoklonal casirivimab yang efektif menetralisir gamma dan beta harus ditingkatkan konsentrasinya sampai 18-75 kali lebih besar untuk menetralisir omicron.
Antibodi monoklonal sotrovimab yang superior dalam menetralisir varian-varian lain, juga perlu ditingkatkan konsentrasinya untuk menetralisir omicron. Peningkatan konsentrasi yang diperlukan untuk melawan omicron adalah tiga kali lebih tinggi dibandingkan untuk melawan delta atau beta.
Koktail Antibodi
Kombinasi antibodi monoklonal atau koktail antibodi juga kerap digunakan dokter untuk mengobati Covid-19. Dalam studi ini, ada tiga antibodi koktail yang dipelajari oleh tim peneliti.
Dari ketiganya, evusheld yang merupakan koktail antibodi dari AsraZeneca tampak paling efektif dalam mencegah omicron untuk menginfeksi sel-sel yang dikultur. Akan tetapi, konsentrasi yang digunakan untuk mencapai hal tersebut harus 24-142 kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasi yang dibutuhkan untuk menetralisir varian lain.
Obat antivirus
Berbeda dengan terapi antibodi yang mengalami penurunan efektivitas, obat antivirus yang ada saat ini masih efektif dalam melawan omicron. Obat antivirus ini termasuk remdesivir dan molnupiravir. Peneliti juga melibatkan kandidat obat antivirus Pfizer yang diadministrasikan lewat infus.
Remdesivir dan molnupiravir bekerja dengan menghambat enzim kunciyang dibutuhkan untuk memperbanyak genom SARS-CoV-2. Sedangkan kandidat obat antivirus Pfizer, paxlovid, bekerja dengan cara menghambat enzim SARS-CoV-2 yang dibutuhkan untuk proses replikasi virus.
Peneliti menggunakan ketiga obat ini dalam studi karena Omicron memiliki satu mutasi pada dua enzim yang ditarget oleh ketiga obat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga obat efektif melawan omicron seperti halnya melawan varian lain. Akan tetapi, peneliti mengatakan temuan ini hanya sebatas percobaan laboratorium yang perlu diverifikasi melalui studi klinis.