Sidebar

Taliban Bantah Membunuh Mantan Pejabat Afghanistan

Wednesday, 02 Feb 2022 22:15 WIB
Tentara Taliban berjaga di dekat Hotel Serena setelah pemerintah AS dan Inggris memperingatkan untuk menghindari hotel di Kabul dengan alasan ancaman, di Kabul, Afganistan, 14 Oktober 2021. Kurangnya pengakuan internasional tetap menjadi masalah mendesak bagi Taliban, yang tidak hanya terisolasi secara geopolitik tetapi juga terisolasi. juga menghadapi krisis uang tunai yang besar setelah lembaga-lembaga pembiayaan internasional membekukan sebagian besar dana yang telah lama diandalkan Afghanistan untuk stabilitas ekonomi. Taliban Bantah Membunuh Mantan Pejabat Afghanistan

IHRAM.CO.ID, KABUL -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, Taliban telah membunuh 100 orang mantan pejabat Afghanistan sejak mereka mengambil alih kekuasaan pada Agustus lalu. Namun, Taliban pada Senin (1/2/2022) menolak klaim PBB tersebut.

Baca Juga


"Informasi Sekjen PBB bahwa ratusan anggota pemerintahan sebelumnya tewas setelah pemerintahan Imarah Islam adalah tidak benar. Setelah amnesti umum, tidak ada yang diizinkan untuk menyakiti siapa pun," kata juru bicara pemerintah sementara Zabihullah Mujahid melalui Twitter-nya

Mujahid menambahkan jika ada pembunuhan yang diduga merupakan hasil dari balas dendam pribadi, mereka akan menyelidiki dan menghukum para pelakunya. Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Dalam Negeri sementara juga membantah laporan tersebut.

Tetapi dia menyatakan, bahwa terkait beberapa insiden di mana pejabat militer dari pemerintahan sebelumnya menjadi sasaran atas dasar permusuhan pribadi sedang diselidiki. Ia juga meminta PBB untuk tidak bergantung pada informasi dari lingkaran bias dan mewaspadai fakta.

PBB tidak serta merta melakukan tuduhan tersebut pada Taliban. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dalam sebuah laporan kepada Dewan Keamanan PBB, bahwa tuduhan itu dapat dipercaya, bahwa Taliban telah membunuh lebih dari 100 tentara dan pejabat Afghanistan sejak Agustus.

Laporan itu menambahkan lebih dari dua pertiga korban diduga dibunuh di luar proses hukum oleh Taliban atau afiliasinya. Taliban memasuki Kabul pada 15 Agustus 2021 tanpa perlawanan dari tentara Afghanistan atau presiden negara itu, Ashraf Ghani, yang melarikan diri. Mereka menjanjikan amnesti umum bagi mereka yang terkait dengan bekas pemerintah dan pasukan internasional. Menurut Guterres, Afghanistan saat ini menghadapi berbagai krisis termasuk darurat kemanusiaan, kontraksi ekonomi dan kekeringan.

 

https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/taliban-deny-killing-former-afghan-officials/2490375

Berita terkait

Berita Lainnya