Empat Danau Vulkanik yang Ikonik dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan bukan hanya benteng terakhir perlindungan tiga satwa langka di Bumi Andalas, yaitu badak, gajah, dan harimau sumatra. Taman nasional ini juga memiliki surga tersembunyi berupa empat danau vulkanik.
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada 2002 menetapkan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai Tropical Rainforest Heritage of Sumatera atau Situs Warisan Dunia Hutan Hujan Tropis Sumatera. Kawasan pelestarian alam satu ini dikenal sebagai salah satu benteng terakhir perlindungan tiga satwa langka di Bumi Andalas, yaitu badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), gajah sumatra (Elephas maximus sumatrensis), dan harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae).
Belakangan taman nasional yang membujur dari Bengkulu hingga Lampung ini tak hanya dikenal sebagai habitat tiga satwa terancam punah. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki surga alam tersembunyi berupa empat danau vulkanik di Suoh, sebuah kecamatan di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.
Keempat danau yang merupakan surga vulkanik tersebut adalah Danau Asam, Danau Lebar, Danau Minyak, dan Danau Belibis. Danau yang masuk ke dalam zona pemanfaatan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ini terbentuk akibat letusan freatik kawasan cincin api di sana pada 1933. Letusan tersebut membentuk mangkuk-mangkuk vulkanik yang kemudian menjadi danau.
Lokasi keempat danau ini relatif berdekatan, hanya dipisahkan padang rumput dan rawa. Danau Asam dinamakan demikian karena airnya mengandung kadar asam sulfat atau belerang tinggi.
Danau Lebar karena bentuknya lebar. Danau Minyak karena airnya seperti mengandung minyak dan berbau seperti minyak. Terakhir, Danau Belibis merupakan habitat burung air, salah satunya belibis (Dendrocygna sp).
Banyak orang datang berkemah di sekitar danau-danau ini. Mereka menjelajah hutan dan menikmati sumber air panas.
Danau Asam salah satu titik yang paling sering dikunjungi. Cekungan air seluas 150 hektare (ha) ini masih alami dikelilingi perbukitan hijau nan asri.
Danau Asam merupakan danau terluas di antara tiga danau lainnya. Dikutip dari Instagram @bbtn_bukitbarisanselatan, Danau Asam telah mengalami pendangkalan akibat aliran Sungai Way Bulok masuk ke dalam danau. Pendangkalan juga dipicu konversi sebagian rawa di sekitar danau menjadi sawah.
Danau Asam bisa ditempuh dari Bandar Lampung menuju Liwa, Lampung Barat dengan waktu tempuh 5-6 jam perjalanan. Sesampainya di Liwa, kita masih harus melalui jalan aspal, cor rabat, serta bebatuan selama 1,5-2 jam berikutnya, baru sampai di lokasi.
Selain berkemah, menjelajah hutan, dan menikmati sumber air panas, kita juga bisa berperahu berkeliling Danau Asam. Masyarakat setempat menyewakan perahu bagi pengunjung yang membutuhkan.
Danau Asam meski mengandung belerang, tetapi menjadi habitat bagi beberapa jenis ikan, seperti nila, mujair, dan gabus. Masyarakat setempat gemar mencari ikan dan memancing di danau ini.
Danau Asam, Danau Lebar, Danau Minyak, dan Danau Belibis kini menjadi oase terindah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Tak jauh dari danau-danau ini juga muncul fenomena vulkanik lainnya, yaitu Letusan (Pletusan) dan Keramikan.
Pletusan berupa kawah-kawah kecil dengan letupan-letupan lumpur panas berbau belerang. Terdapat ratusan kawah aktif yang sangat menarik, salah satunya Kawah Merah.
Keramikan berupa hamparan lahar yang membeku menyerupai lapisan-lapisan keramik berwarna kuning keemasan.
Silakan datang dan nikmati sensasi wisata vulkanik di Suoh, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.