Ilmuwan Temukan Gunung Super, 3 Kali Lebih Panjang dari Himalaya

Supermountain ini diduga menjadikan Bumi lebih ramah terhadap kehidupan.

Youtube
Himalaya, Nepal
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Ilmuwan mengatakan telah menemukan supermountain yang hilang. Supemountain adalah jajaran gunung raksasa yang membentang ribuan mil, membelah superbenua kuno menjadi dua. Peristiwa ini terjadi dua kali dalam sejarah planet Bumi.

Baca Juga


“Tidak ada yang seperti dua supermountain ini hari ini,” kata Ziyi Zhu, seorang mahasiswa pascadoktoral di The Australian National University (ANU) di Canberra, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Space, Senin (7/2/2022). 

Supermountain ini sangat tinggi. Tingginya bahkan bisa mencapai 2.400 km, tiga atau empat kali lebih tinggi dibandingkan Himalaya. 

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters edisi 15 Februari, pembentukan dan penghancuran dua jajaran gunung raksasa mungkin juga memicu dua masa ledakan evolusioner terbesar dalam sejarah planet Bumi. Dua peristiwa itu adalah kemunculan pertama sel kompleks (kira-kira dua miliar tahun yang lalu). Peristiwa kedua adalah ledakan kehidupan laut Kambrium 541 juta tahun yang lalu.

 

Bangkitnya para raksasa

Pegunungan naik ketika lempeng tektonik Bumi yang terus bergeser menghancurkan dua daratan bersama-sama. Selanjutnya, mendorong batuan permukaan ke ketinggian yang membumbung tinggi. 

Para ilmuwan dapat mengumpulkan sejarah pegunungan Bumi dengan mempelajari mineral yang ditinggalkan oleh puncak-puncak tersebut di kerak planet. Kristal zircon, misalnya, terbentuk di bawah tekanan tinggi jauh di bawah pegunangan yang berat. Unsur ini dapat bertahan di bebatuan lama setelah gunung induknya lenyap. 

Komposisi unsur yang tepat dari setiap butir zircon dapat mengungkapkan kondisi di kerak kapan dan di mana kristal tersebut terbentuk.

 

Dalam studi baru mereka, para peneliti memeriksa zirkon dengan jumlah lutetium yang rendah unsur tanah langka yang hanya terbentuk di dasar pegunungan tinggi. Data tersebut mengungkapkan dua “lonjakan” pembentukan supermountain ekstensif dalam sejarah Bumi. Satu satu berlangsung dari sekitar dua miliar hingga 1,8 miliar tahun yang lalu. Yang kedua berlangsung dari 650 juta hingga 500 juta tahun yang lalu.

Dua supermountain yang dimaksud adalah supermountain Nuna dan supermountain Gondwana.

Pembentukan Supermountain Nuna, bertepatan dengan kemunculan sel eukariotik pertama di Bumi yang akhirnya berevolusi menjadi tumbuhan, hewan, dan jamur. 

Supermountain Transgodwanan bertepatan dengan kemunculan hewan besar pertama 575 juta tahun lalu dan ledakan Kambrium 45 juta tahun kemudian, ketika sebagian besar kelompok hewan muncul dalam catatan fosil,” kata Zhu.

Peneliti mengatakan saat kedua gunung terkikis, mereka akan membuang sejumlah besar nutrisi seperti besi dan fosfor ke laut melalui siklus air. Nutrisi ini dapat secara signifikan mempercepat siklus biologis di lautan, mendorong evolusi ke kompleksitas yang lebih besar. 

Selain limpahan nutrisi ini, pegunungan yang terkikis mungkin juga melepaskan oksigen ke atmosfer, membuat Bumi semakin ramah bagi kehidupan yang kompleks.

Baca juga : KSP: Pemindahan IKN Keseriusan Indonesia Hadapi Pemanasan Global

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler