Belasan Pelajar SMA/SMK di Cirebon Positif Covid-19
Pembelajaran di kelas dimana ada siswa yang positif pun dihentikan sementara waktu.
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebanyak 18 siswa tingkat SMA/SMK yang tersebar di enam sekolah di Kota Cirebon, terkonfirmasi positif Covid-19. Pembelajaran di kelas dimana ada siswa yang positif pun dihentikan sementara waktu.
Kasi Pelayanan Pendidikan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah X Jabar, Rudianto, menyebutkan, ke-18 siswa itu tersebar di SMA Negeri 1 sebanyak sembilan orang, SMA Negeri 2 sebanyak empat orang, SMA Negeri 3 sebanyak satu orang, SMA Negeri 4 sebanyak dua orang, SMA Negeri 9 sebanyak satu orang dan SMK Negeri 2 sebanyak satu orang.
"Semuanya siswa. Untuk guru tidak ada yang tertular," ujar Rudianto, Selasa (8/2/2022).
Rudi mengatakan, semua pelajar yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu tanpa gejala. Mereka menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing.
Rudi mengungkapkan, kelas dimana ada siswa yang positif Covid-19 pun ditutup sementara dan diterapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Penutupan mulai Senin (7/2) hingga seminggu kedepan untuk mencegah penularan Covid-19 lebih luas.
Satgas Covid-19 di sekolah masing-masing pun langsung melakukan sterilisasi ruangan kelas. "Pihak sekolah sudah melapor ke Puskesmas setempat untuk 3T (testing, tracing, dan treathment)," ujar Rudi.
Sementara Kepala KCD Pendidikan Wilayah X Jabar, Ester Miory Dewayani, mengungkapkan, pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) 100 persen saat ini masih dilaksanakan di Kota Cirebon. Namun, melihat perkembangan situasi saat ini maupun posisi Kota Cirebon yang kini berada di level 3 PPKM, maka KCD Pendidikan Wilayah X Jabar akan segera berkoodinasi dengan kepala daerah dan satgas Covid-19 setempat. Hal itu untuk memastikan kelanjutan penerapan PTMT.
"Besok juga kami akan melakukan rapat evaluasi dengan pengawas dan kepala sekolah SMA/SMK se-Kota Cirebon," ujar Ester.
Ester mengakui, para siswa sekolah sangat bersemangat dan euforia bertemu kembali dengan teman di sekolah setelah dua tahun menerapkan PJJ. Karenanya, para siswa mulai mengendurkan protokol kesehatan (prokes).