Rusia Kerahkan Kapal Perang dari Mediterania ke Laut Hitam

Rusia mengerahkan sebanyak enam kapal perang Rusia menuju ke Laut Hitam

AP/Alexei Druzhinin/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Vladimir Putin menginspeksi kapal perang
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW --  Kementerian Pertahanan Rusia mengerahkan sebanyak enam kapal perang Rusia menuju ke Laut Hitam untuk latihan angkatan laut, Selasa (8/2/2022).  Pengerahan ini dilakukan sebagai gerakan yang direncanakan sebelumnya untuk mendukung latihan militer dengan Belarus.

Sebanyak tiga dari kapal tersebut melewati selat Turki ke Laut Hitam pada Selasa. Sumber-sumber Turki mengatakan tiga lainnya diperkirakan akan melintas pada Rabu (9/2/2022).

Kapal-kapal itu termasuk Korolev, Minsk, dan Kaliningrad, yang berlayar di Bosphorus pada Selasa. Sedangkan Pyotr Morgunov, Georgy Pobedonosets, dan Olenegorsky Gornyak dijadwalkan lewat pada Rabu.

Rusia mengumumkan bulan lalu angkatan lautnya akan menggelar serangkaian latihan yang melibatkan semua armadanya dari Pasifik hingga Atlantik pada Januari dan Februari. Tindakan ini unjuk kekuatan terbaru dalam gelombang aktivitas militer selama kebuntuan dengan Barat terkait Ukraina.

Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina. Moskow menyangkal rencana untuk menyerang tetapi mencari jaminan keamanan menyeluruh, termasuk janji tidak ada penempatan rudal di dekat perbatasannya, pengurangan infrastruktur militer NATO, dan larangan Kiev bergabung dengan aliansi.

Secara hukum, anggota NATO Turki dapat menutup selat untuk transit jika Rusia mengambil tindakan militer terhadap Ukraina. "Turki berwenang untuk menutup selat bagi semua kapal perang asing di masa perang atau ketika terancam agresi. Juga, berwenang untuk menolak transit kapal dagang milik negara yang berperang dengan Turki,” kata analis geopolitik dan kepala konsultan Bosphorus Observer Yoruk Isik.

Turki yang berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam, mengatakan konflik militer apa pun tidak dapat diterima. Ankara mengatakan kepada Moskow bahwa invasi apa pun tidak bijaksana.

Tapi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menawarkan untuk menengahi perselisihan antara Rusia dan Ukraina. Ankara memiliki hubungan baik dengan kedua negara, meskipun Erdogan mengatakan akan melakukan apa yang diperlukan sebagai anggota NATO jika terjadi invasi oleh Moskow.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler