Pemprov DKI Gandeng TNI-Polri Kejar Capaian Vaksinasi Booster
Kerja sama untuk mengejar capaian vaksinasi terutama untuk booster dan vaksin anak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya untuk penyediaan layanan vaksinasi guna mengejar capaian vaksinasi, termasuk dosis ketiga (booster) Covid-19. "Kami bersama Polda Metro Jaya dengan program vaksin merdeka, dengan Kodam Jaya akan terus mengejar capaian vaksinasi terutama untuk booster dan vaksin anak," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui akun Instagram @aniesbaswedan di Jakarta, Rabu (9/2/2022).
Pihaknya mengingatkan kepada masyarakat jika sudah mendapatkan tiket untuk vaksinasi dosis ketiga di aplikasi PeduliLindungi dapat langsung mendatangi fasilitas kesehatan untuk melaksanakan booster. Kemudahan dalam pendaftaran vaksinasi Covid-19, lanjut dia, juga bisa dilakukan melalui aplikasi Jakarta Kini (JaKi) atau datang langsung ke fasilitas kesehatan.
Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta, capaian vaksinasi hingga Selasa (8/2) untuk dosis pertama mencapai 12,1 juta atau 120,5 persen dari target 10,08 juta warga di Jakarta. Dari jumlah itu, komposisi warga dengan KTP DKI Jakarta mencapai 8,63 juta atau 71 persen dan non KTP DKI Jakarta mencapai 29 persen.
Sedangkan untuk dosis kedua mencapai 10,03 juta atau 99,5 persen dengan komposisi 73 persen warga KTP DKI Jakarta dan 27 persen non KTP DKI Jakarta. Sementara itu, realisasi vaksinasi dosis ketiga (booster) per Selasa (8/3) mencapai 836.846 orang.
Anies mengungkapkan vaksinasi Covid-19 memiliki peranan penting karena membentuk kekebalan kelompok dari bahaya penularan penyakit dari virus SARS CoV-2 itu, termasuk variannya. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mencatat jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia saat ini kisaran 30 jiwa per hari.
Bila dibandingkan pada saat puncak gelombang kedua, lanjut dia, kasus kematian positif Covid-19 mencapai 200 jiwa dalam sehari. Kematian yang lebih rendah, ucap Anies, bisa disebabkan karena beberapa faktor di antaranya sifat dari varian Omicron yang tidak seganas varian Delta, tapi juga faktor vaksinasi dan kekebalan warga Jakarta yang sudah jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu.
"Kebanyakan kasus kematian masih didominasi oleh warga yang belum mendapatkan vaksinasi dosis lengkap," ucapnya.
Gubernur DKI ini mengajak masyarakat tidak menganggap enteng dan tetap harus dicegah meski jumlah kematian pasien Covid-19 lebih rendah. "Bila jumlah kasusnya berlipat lebih banyak maka jumlah kematian absolut tetap bisa tinggi seperti gelombang kedua. Ini yang harus kita cegah sama-sama," ucap Anies.