Gejala Omicron Bisa Berbeda Ketika Anak Kecil yang Kena, Apa Pertanda Khasnya?
Varian omicron lebih menyerang saluran napas atas daripada paru-paru.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ahli pediatri di Amerika Serikat memperingatkan bahwa anak-anak bisa beraksi berbeda dibandingkan orang dewasa ketika infeksi SARS-CoV-2 varian omicron. Ada satu tanda utama dari Covid-19 yang dipicu omiron yang harus diwaspadai.
Spesialis penyakit menular pediatri di Rumah Sakit Anak Primer di Utah, Amerika Serikat, dr Andrew Pavia, infeksi varian omicron memang terbukti menimbulkan gejala yang lebih ringan dibandingkan strain lainnya, terutama pada orang yang telah divaksinasi. Namun, sebagian besar anak-anak tidak divaksinasi.
Menurut beberapa pakar, mutasi omicron dapat menyerang mereka lebih keras. Dr Pavia mengatakan, ada alasan untuk berpikir bahwa omicron bertindak secara berbeda pada anak-anak yang lebih muda.
"Kami melihat pergeseran ke arah lebih banyak penyakit pada anak-anak yang lebih muda, itu mungkin ada hubungannya dengan perubahan dalam virus tersebut," kata dr Pavia, dilansir The Sun, Rabu (9/2/2022).
Dr Pavia mengatakan, varian omicron lebih menyerang saluran napas atas alih-alih paru-paru. Sementara itu, anak-anak yang lebih kecil memiliki saluran udara yang lebih mungil.
Sebagian besar anak-anak yang telah tertular SARS-CoV-2 varian omicron yang sudah cukup sakit untuk pergi ke rumah sakit datang dengan gejala batuk yang khas. Menurut dokter tersebut, gejala batuk mereka terdengar seperti penyakit croup atau mengi, yakni suara napas yang mirip siulan bernada tinggi, seperti ngik-ngik dan seolah-olah mereka menggonggong.
Batuk jenis ini umumnya tidak berbahaya, tetapi tidak enak didengar orang tua. Secara alami, mendengarnya dapat menimbulkan kekhawatiran.
Saluran hidung anak-anak ukurannya kecil hingga mudah tersumbat. Ketika saluran napasnya radang atau teriritasi, anak akan memunculkan suara batuk yang terdengar seperti gonggongan.
Itulah sebabnya pilek yang ringan pada orang dewasa dapat membuat anak lebih menderita. Sebab, pada akhirnya, mereka akan kesulitan bernapas.
Saat omicron mengendap di saluran napas bagian atas dan menyebabkan peradangan, anak-anak bisa mengalami batuk yang lebih parah dan membutuhkan bantuan sedikit lebih banyak untuk bernapas dengan benar.
Sementara itu, strain virus sebelumnya akan masuk lebih dalam ke paru-paru. Itulah sebabnya Covid-19 varian lainnya dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Dr Pavia mengatakan, kasus omicron memang lebih sedikit membuat orang sampai diopname, namun jumlah anak di bawah satu tahun yang datang untuk mendapatkan perawatan akibat masalah pernapasan lebih banyak. Anak-anak yang lebih besar biasanya dibawa ke rumah sakit karena penyakit yang diperburuk oleh Covid-19.
"Seorang anak mungkin dirawat karena masalah asma, tetapi penyakit itu terjadi karena mereka kena Covid-19," kata dr Pavia kepada Salt Lake Tribune.
Dr Pavia mengingatkan pentingnya untuk mewaspadai gejala pada anak-anak yang dapat mengindikasikan infeksi omicron. Ia mengingatkan orang tua agar waspada terhadap gejala-gejala sebagai berikut:
- mengalami pilek
- mengeluh sakit kepala
- merasa tidak enak badan.
Menurut dr Pavia, tanda-tanda itu kemungkinan besar adalah Covid-19. Selanjutnya, ia mengimbau agar orang tua membawa anak tersebut melakukan tes untuk memastikan infeksi tersebut.
Berikut gejala omicron pada anak-anak:
- Demam
- Pilek
- Batuk 'menggonggong' atau 'mengi' (croup)
- Batuk yang terdengar lebih biasa
- Ruam
- omicron
- varian omicron
- gejala omicron anak
- gejala infeksi omicron pada anak
- gejala covid 19
- virus corona
- sars-cov-2
- peningkatan kasus omicron
- kasus omicron anak
- lonjakan kasus covid 19
- pandemi covid 19
- covid varian omicron
- covid omicron
- covid 19
- kasus omicron
- covid varian baru
- gejala covid varian omicron
- lonjakan covid 19