Sering Dianggap Racun Mematikan, Ilmuwan Ungkap Penelitian Mencengangkan tentang Sianida

Sianida bisa menjadi pendahulu utama kehidupan di planet Bumi?

network /Dwi Murdaningsih
.
Rep: Dwi Murdaningsih Red: Partner
Racun sianida. sumber Anadolu

MAGENTA -- Sianida adalah salah satu zat kimia yang memiliki reputasi berbahaya. Banyak beberapa kasus pembunuhan yang melibatkan sianida di dalamnya sebagai racun.


Masih ingat kasus 'kopi sianida'? Itu adalah salah satu contoh kasus pempunuhan yang cukup viral di Indonesia. Sianida juga digunakan sebagai senjata biologis dari perang Prancis-Prusia di akhir 1800-an. Ada pula yang menyebut siandia digunakan dalam perang Irak.

Tapi, siapa sangka, zat yang kita kenal sebagai racun ini bisa jadi merupakan zat yang telibat dalam awal-awal kehidupan di Bumi?

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan Kamis (19/2/2022) di jurnal Nature, sekelompok ahli kimia menyarankan bahwa sianida bisa membantu mengembangkan kehidupan di awal Bumi, sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Bumi 4 miliar tahun lalu terlihat sangat berbeda, tidak seperti sekarang. Oksigen yang kita hirup, misalnya, belum ada.

"Sianida beracun untuk jenis biologi yang kita kerjakan saat ini, tapi itu mungkin tidak beracun jika biologi tahu bagaimana menanganinya," kata Ramanarayan Krishnamurthy, ahli kimia di Scripps Research Institute di California dan penulis utama studi tersebut.

Di laboratorium, dia dan rekan-rekan peneliti mencampur sekelompok molekul yang ada di awal Bumi dan memasukkan beberapa sianida. Ironisnya, sianida ternyata membantu mensintesis komponen kehidupan yang paling sederhana.

"Kami telah memeriksanya oleh tiga atau empat orang yang berbeda untuk memastikan bahwa kami memiliki interpretasi yang benar."

Apa yang sebenarnya terjadi 4 miliar tahun yang lalu?

Apa yang terjadi pada Bumi 4 miliar tahun lalu tak ada yang tahu. Namun, dalam ilmu sains dikenal istilah "sup primordial". Sup primordial adalah semacam 'ember' berbagai molekul yang pernah berputar bebas di lautan awal Bumi yang menjadi cikal bakal kehidupan.

Para ahli telah lama percaya bahwa rebusan unsur-unsur ini memaksa molekul untuk berinteraksi dan membentuk senyawa kompleks, yang kemudian bercampur. Banyak peristiwa kompleks lainnya sehingga munculah organisme sederhana, yang lama-lama berproses semakin kompleks.

Siklus Krebs terbalik. sumber: wikipedia

Salah satu fitur penting dalam awal kehidupan adalah siklus asam trikarboksilat reduktif, atau siklus r-TCA atau di bidang kimia dan biologi lazim juga disebut dengan Siklus Krebs terbaik. Proses biologis ini menggunakan protein untuk membentuk senyawa yang menopang kehidupan. Singkatnya, siklus ini dianggap penting untuk kehidupan hari ini.

Di sinilah masalahnya. Lingkungan awal Bumi tidak ideal untuk reaksi siklus Krebs terbalik

Oksigen tidak ada ketika Bumi masih muda, begitu pula protein yang mendorong siklus tersebut. Para ilmuwan sering mengatakan bahwa logam tertentu dapat menyebabkan sesuatu, tetapi itu membutuhkan kondisi ekstrem, seperti panas yang sangat tinggi.

Alhasil, untuk merekonstruksi peristiwa di masa lalu, ilmuwan pun merasa kesulitan untuk meniru bagaimana melakukan siklus Krebs terbalik di laboratorium.

Ahli kimia harus memilah-milah segala sesuatunya bersama-sama, menerapkan kondisi. Ada beberapa eksperimen di laboratorim yang memang menghasilkan r-TCA, namun sulit untuk membuktikan bahwa mereka benar-benar berasal dari siklus. Pada dasarnya, tidak jelas apakah r-TCA benar-benar terjadi 4 miliar tahun yang lalu. Semuanya memang belum ada yang terang.

Dalam upaya untuk mendemonstrasikan siklus reduktif alternatif yang membuat senyawa kehidupan, Krishnamurthy menjalankan eksperimen dengan sianida sebagai pengganti logam yang mengganggu. Hasilnya, ia menemukan molekul mengikuti jalur yang sama seperti r-TCA, langkah demi langkah, tetapi dengan tahapan keseluruhan yang lebih sedikit dan dalam kondisi yang jauh lebih ringan.

Tampaknya, eksperimen dia menceritakan kisah kehidupan awal Bumi dengan cara yang jauh lebih mudah. Krishnamurthy mengatakan "sianida diperkirakan telah ada di awal Bumi, meskipun belum ada bukti langsung hal itu terjadi karena itu adalah molekul reaktif yang dapat dikonsumsi."

sumber : https://magenta.republika.co.id/posts/43606/sering-dianggap-racun-mematikan-ilmuwan-ungkap-penelitian-mencengangkan-tentang-sianida
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler