Muhammad Farhan: Pers Sukses Selamatkan Publik dari Hoaks Covid-19

Sampai hari ini, insan pers Indonesia masih bisa menjaga kredibilitas karya jurnalist

ANTARA FOTO
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi NasDem Muhammad Farhan menilai, pers sebagai salah satu pilar pemokrasi diuji tetap konsisten jadi sumber informasi dan panduan di tengah rawannya hoaks bertebaran pada segala bentuk platform.
Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggota Komisi I DPR RI Fraksi NasDem Muhammad Farhan menilai, peran pers selama Indonesia diterpa pandemi Covid-19 mampu menyelamatkan publik dari ketakutan oleh hoaks soal Covid-19 maupun vaksin Covid-19.


Hal itu ditegaskan Farhan sebagai bentuk apresiasi perkembangan kinerja Pers pada momentum Hari Pers Nasional (HPN) 2022. Menurutnya, gebrakan industri media yang juga terdampak pandemi namun tetap konsisten membendung arus hoaks, layak diapresiasi.

"Kepanikan yang tidak perlu berhasil kita hindari, masyarakat menjadi lebih menyadari informasi yang benar dan tepat, sehingga media berhasil menjadi pemersatu Bangsa menghadapi pandemik," ujar Farhan dalam keterangan persnya yang diterima Republika.co.id, Kamis (10/2/2022).

Farhan menilai, pers sebagai salah satu pilar pemokrasi diuji tetap konsisten jadi sumber informasi dan panduan di tengah rawannya hoaks bertebaran pada segala bentuk platform. Bahkan, lanjut Farhan, pers diuji dengan munculnya transformasi arus informasi yang hanya mengutamakan 'Clickbait' tanpa filter.

"Di sinilah nilai kritik kualitas sebuah produk jurnalistik. Faktual dan aktual harus jadi patokan minimal. Jangan sampai justru dipelintir jadi sensasi," ujarnya.

"Memang ada beberapa pemberitaan yang menjual judul untuk clickbait, tapi syukurlah tidak mendominasi. Sampai hari ini, insan pers Indonesia masih bisa menjaga kredibilitas karya jurnalistiknya," tambahnya.

Tidak hanya itu, pers juga diuji untuk tetap menjadi pedoman masyarakat dalam mencari informasi yang dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya. Jangan sampai, masyarakat menikmati arus informasi di media sosial yang belum tentu keakuratannya. "Inovasi tidak boleh mengenal batas," cetusnya.

"Terobosan metode pencarian berita, narasumber dan teknik penyajian berita adalah beberapa hal mendasar yang wajib dieksplorasi," lanjut Farhan.

Farhan juga mengingatkan Pers untuk menjaga konsistensi kritisnya kepada pemerintah. "Sisi kritis media jangan pernah bergeser sedikit pun. Inovasi  bukan berarti mengubah prinsip, insan Pers harus tegak lurus pada kebenaran," katanya.

Jokowi garansi daya kritik pers 

Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan, kebebasan pers jadi pilar utama untuk kemajuan Indonesia. Jokowi memastikan, kebebasan pers dan perlindungan terhadap profesi wartawan dijamin dalam undang-undang.

"Sebagai salah satu negara demokrasi terbesar dunia, kebebasan pers adalah pilar penting kemajuan Indonesia. Kebebasan pers dan perlindungan terhadap profesi wartawan dijamin dalam undang-undang," tegas Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2022 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Rabu 9 Februari 2022. 

Jokowi menegaskan, pemerintah membutuhkan kritik insan Pers dalam menjalankan kebijakan. Hal ini, menurut Jokowi, pemeritah pusat dan daerah dapat bekerja satu frekuensi untuk kemajuan. 

"Kritik, masukan, dan dukungan dari insan pers sangat sangat penting. Mengingatkan jika ada yang kurang, yang perlu diperbaiki, mendorong yang masih lamban," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler