Pejabat Pemkab Bangkalan Disuntik Vaksin Penguat
Vaksin penguat berbeda dengan vaksin yang disuntikkan di tahap pertama.
REPUBLIKA.CO.ID,BANGKALAN -- Para pejabat di lingkungan Pemerintah KabupatenBangkalan, Jawa Timur mulai disuntik vaksin penguat sebagai upaya untuk meningkatkan kekebalan dan mengantisipasi penyebaran COVID-19 varian Omicron.
Juru Bicara Satgas COVID-19 Pemkab Bangkalan Agus Sugianto Zain menjelaskan vaksinasi dosis tiga untuk kalangan pejabat tersebut telah dimulai sejak 9 Februari 2022 di Pendopo Agung Pratanu Pemkab Bangkalan. "Target kami semua ASN di lingkungan Pemkab Bangkalan untuk meningkatkan imunitas, dan vaksin 'booster' (penguat) ini bisa dilakukan, karena capaian vaksin di Kabupaten Bangkalan sudah 70 persen," kata dia, Kamis (10/2/2022).
Sejak pelaksanaan vaksinasi penguat hari pertama hingga hari kedua, Kamis ini, pihaknya tidak menerima keluhan terkait dengan dampak vaksinasi tersebut.
Para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemkab setempat yang telah divaksin umumnya mengaku tidak mengalami gejala apa-apa, baik saat di lokasi pelaksanaan vaksinasi hingga pulang ke rumah masing-masing. Agus menjelaskan vaksinasi penguat yang digelar di Kabupaten Bangkalan kali ini bukan yang pertama kali.
Sebelumnya, para pejabat Polres Bangkalan menggelar vaksinasi penguat. "Vaksin 'booster' di Mapolres Bangkalan itu juga tidak ada keluhan," kata Agus yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemkab Bangkalan ini.
Sesuai dengan ketentuan, katanya, vaksin penguat berbeda dengan vaksin yang disuntikkan di tahap pertama. "Kalau tahap pertama Sinovac, tahap ketiganya harus Moderna, AstraZeneca, atau Pfizer," katanya.
Total jumlah ASN Pemkab Bangkalan 9.182 orang, dengan jumlah pejabat struktural 942 orang.Ia mengatakan target 70 persen vaksinasi penguat itu untuk pejabat struktural. "Jika pejabat struktural selesai, bagi kepada semua ASN," katanya.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 Pemkab Bangkalan, per Selasa (8/2), total warga yang terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 6.366 orang, sembuh 5.560 orang, meninggal dunia sebanyak 717 orang, dengan jumlah kasus aktif sebanyak 89 orang.