Pasien Ingris Dapatkan Vaksin Kanker Eksperimental Pertama
Vaksin pengobatan kanker sangat berbeda dari vaksin yang bekerja melawan virus.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang pria asal Inggris, Graham Booth (54 tahun) telah lama berjuang melawan kanker kepala dan leher. Dia kini telah menerima vaksin pertama, dan akan menjadi pengobatan selama setahun untuk melawan kanker.
Dilansir dari laman ZME Science pada Kamis (10/2/2022), suntikan tersebut dirancang khusus agar sesuai dengan DNA-nya. Vaksin itu diharapkan akan memicu sistem kekebalan Booth untuk menghilangkan kanker secara permanen.
Kanker merupakan masalah kesehatan utama di Inggris, seperti di sebagian besar dunia. Di Inggris, negara berpenduduk sekitar 68 juta, ada sekitar 375 ribu kasus setiap tahun, yang berarti sekitar 1.000 kasus per hari. Lebih dari setengah kasus adalah kanker payudara, prostat, paru-paru, dan usus.
Sementara itu, dalam skala global, 18 juta kasus kanker dilaporkan pada 2020. Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Sekarang, para peneliti semakin mencari cara untuk membuat tubuh pasien melawan kanker. Sistem kekebalan melacak semua zat dalam tubuh. Jika elemen baru muncul yang tidak dikenali, sistem kekebalan menyerangnya.
Akan tetapi sel-sel kanker menghadirkan tantangan besar karena kanker dimulai ketika sel-sel normal berubah dan mulai tumbuh di luar kendali. Ini mempersulit sistem kekebalan untuk mengidentifikasi mereka, karena sel kanker berpura-pura menjadi sel normal.
Vaksin pengobatan kanker sangat berbeda dari vaksin yang bekerja melawan virus. Bukannya mencegah suatu penyakit, mereka berusaha mendapatkan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel-sel kanker di dalam tubuh.
Beberapa vaksin terdiri dari sel kanker atau antigen murni. Terkadang sel kekebalan dari pasien digunakan di laboratorium untuk membuat vaksin.