Masjid Sao Paulo Terima Hadiah Lampu Gantung Kristal Mesir Berbobot Setengah Ton

Lampu kristal tersebut berupa lafadz Allah dengan 150 ribu kristal Mesir.

ANBA
Lampu gantung kristal berbentuk lafadz Allah di Masjid Misericordia di Sao Paulo, Brasil. lampu tersebut merupakan sumbangan dari pengusaha Mesir. Masjid Sao Paulo Terima Hadiah Lampu Gantung Kristal Mesir Berbobot Setengah Ton
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Masjid Misericordia di Sao Paulo, Brasil menerima sebuah lampu gantung seberat setengah ton (500 kilogram) awal pekan ini. Potongan besar lampu ini dirancang oleh insinyur sipil Mesir Mohammed Darwich yang tinggal di Brasil dan menjual lampu gantung Asfour Mesir.

Baca Juga


Darwich yang juga seorang pengusaha menyumbangkan lampu gantung bertakhtakan 150 ribu kristal Mesir tersebut. Bentuknya berupa lafadz Allah dalam bahasa Arab dan dibuat melayang sekitar 15 meter dari lantai.

Dirancang oleh Darwich, karya yang mulai dibuat sekitar delapan bulan lalu itu dihiasi ribuan kristal kecil berukuran 14 mm, dicat emas dan memiliki 200 lampu ruangan. Kristal tersebut berasal dari Mesir, tetapi bahan dan rakitan lainnya dibuat oleh perusahaan Crystal Star miliknya yang berbasis di Brasil.

“Karya ini mewakili hubungan Brasil-Mesir yang berusia berabad-abad. Lampu gantung itu menampilkan bahan dan tenaga kerja Brasil maupun Mesir,” katanya dikutip di ANBA, Jumat (11/2/2022).

Lampu gantung itu dibuat dengan tangan. Masing-masing kristal diletakkan satu per satu dalam proses yang memakan waktu sekitar 1,5 bulan. Proses perakitan harus dilakukan di masjid sebagai upaya rekayasa yang besar.

Darwich menyebut instalasi karya tersebut memakan waktu sekitar satu minggu dan melibatkan 20 profesional. "Itu adalah operasi raksasa," ujar dia.

 

Dia mengatakan sejarah hadirnya lampu gantung dimulai tiga tahun lalu ketika komunitas Masjid Misericórdia menyebut rencana mengganti lampu gantung yang lama. Darwich mengajukan diri untuk membuat karya yang dapat dihubungkan dengan komunitas, yang akan menyenangkan semua orang dan terbuat dari bahan yang mulia.

Lebih lanjut, ia menyebut kristal Mesir dikaitkan dengan keawetan dan keluhuran. Permata itu memiliki kilau yang bertahan hingga seumur hidup. Pun, pemilihan lafaz Allah dianggap mengacu pada jiwa dan roh.

“Ketika kami melihatnya, hal itu mengingatkan kami berada di rumah Tuhan, cocok dengan lingkungan spiritual ini,” lanjutnya.

Mohamed Darwich dulu bekerja sebagai penyedia layanan pariwisata di Mesir, yang penghasilannya dibayarkan untuk kuliah dan pindah ke Brasil pada 2012, dengan hampir tanpa sumber daya namun memiliki keinginan wirausaha yang besar. Dia lantas menciptakan agen pariwisata EGP Viagens dan memulai bisnis lampu gantung dan kristal, menonjol di antara pengusaha Arab di Brasil.

Lampu gantung untuk Sao Paulo adalah karya kedua yang disediakan Darwich untuk masjid. Upaya pertamanya berbentuk oval untuk sebuah masjid di negara bagian Santa Catarina.

Rasa senang bahwa karya yang ia rancang dan pasang di Masjid Misericórdia telah menyenangkan masyarakat. Darwich bermimpi lebih besar dan ingin membuat lampu gantung untuk masjid di Makkah, Arab Saudi, Yerusalem, Palestina dan negara asalnya, Mesir. 

https://anba.com.br/en/mosque-receives-half-ton-egyptian-crystal-chandelier/

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler