Ribuan Warga Terdampak Banjir di Tebing Tinggi

Banjir masih terpantau menggenangi wilayah Tebing Tinggi Jumat (11/2/2022)

MGIT3
Ilustrasi Banjir. Banjir masih terpantau menggenangi wilayah Tebing Tinggi Jumat (11/2/2022)
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bencana banjir yang terjadi di Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara, masih terpantau hingga hari ini, Jumat (11/2/2022). 

Baca Juga


Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebutkan tinggi muka air di kawasan pemukiman antara 20 hingga 100 cm.   

"BPBD Kota Tebing Tinggi telah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Tim gabungan yang dipimpin BPBD tetap bersiaga di wilayah terdampak," ujar Plt  Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (11/2/2022).

Dia menambahkan, pemerintah kota yang dibantu TNI, Polri, perangkat kecamatan dan kelurahan serta warga bersiaga menghadapi banjir di wilayahnya. Personel BPBD telah mendirikan pos komando untuk penanganan darurat. Selain itu, dapur umum telah dioperasikan untuk pelayanan dasar warga terdampak. 

Kemudian, dapur umum ditempatkan di beberapa kelurahan.  Pihaknya mencatat sebanyak 1.037 KK atau  3.256 jiwa yang tersebar di sejumlah kelurahan terdampak banjir pada Kamis siang (10/2/2022). 

Kemudian, sebanyak 14 kelurahan pada lima kecamatan terendam banjir, antara lain Kelurahan Sri Padang dan Karya Jaya di Kecamatan Rambutan, Kelurahan Tebing Tinggi Lama, Badak Berjuang, Bandar Utama, Mandailing, Pasar Gambir dan Pasar Baru di Tebing Tinggi Kota.

Kelurahan Satria dan Tambangan Hulu di Kecamatan Padang Hilir, Kelurahan Bandar Sakti dan Brohol di Bajenis, dan Kelurahan Pabatu dan Persiakan di Kecamatan Padang Hulu.  

"Data sementara BPBD Kota Tebing Tinggi mencatat sejumlah rumah 416 unit terdampak banjir tersebut. Tidak ada laporan adanya korban jiwa atau pun warga yang mengungsi ke tempat yang lebih aman," ujarnya.

Seperti diketahui, peristiwa banjir terjadi setelah hujan lebat mengguyur wilayah Kota Tebing Tinggi. Hujan intensitas sedang hingga tinggi itu mengakibatkan debit air Sungai Padang meluap dan merendam pemukiman warga pada Kamis (10/2), pukul 11.00 WIB. 

Sementara itu, prakiraan cuaca dalam dua hari (11 – 12/2) memantau potensi hujan dengan intensitas ringan di wilayah Kota Tebing Tinggi. 

Melihat analisis inaRISK, dia melanjutkan, wilayah Kota Tebing Tinggi memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. 

Sebanyak lima kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, antara lain Kecamatan Bajenis, Padah Hilir, Padang Hulu, Rambutan dan Tebing Tinggi Kota.

"BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk waspada dan siaga untuk mengantispasi dampak banjir yang lebih buruk," katanya.

BPBD bersama pihak kecamatan maupun desa diharapkan sejak dini untuk mempersiapkan tempat evakuasi sementara, apabila diperlukan ketika terjadi evakuasi, dengan memperhatikan protokol kesehatan.     

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler