China Tanggapi Kritik Australia Soal Krisis Ukraina

China desak Australia berhenti membuat pernyataan yang tingkatkan ketegangan

EPA-EFE/ERDEM SAHIN
Kapal selam diesel-listrik Angkatan Laut Rusia Rostov-on-Don berlayar ke arah Bosphorus saat Laut Hitam di depan Masjid Suleymaniye di Istanbul, Turki, 13 Februari 2022. Kapal Angkatan Laut Rusia transit di Laut Hitam untuk latihan besar-besaran di tengah ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - China menanggapi kritik Australia agar tidak diam saja terkait konflik yang terjadi di Ukraina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin mendesak Australia berhenti membuat pernyataan yang justru dapat meningkatkan ketegangan di Ukraina.

Baca Juga


"Tidak bermoral dan berbahaya mencari keuntungan politik dengan cara mendorong konfrontasi," ujarnya dalam pengarahan pers rutin di Beijing, Senin (14/2/2022).

Sebelumnya Australia telah mengevakuasi staf kedutaannya di Kiev karena situasi di perbatasan Rusia-Ukraina makin memanas. Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyerukan kepada China agar tidak diam saja menyikapi krisis itu.

Menurut Wang, Kedutaan Besar China di Ukraina masih beroperasi secara normal. MFA dan Kedubes China akan terus memantau warga dan institusi China di Ukraina, termasuk memberikan pelayanan konsuler, perlindungan keselamatan, dan pemenuhan hak-hak mereka.

Beijing juga menyerukan agar semua pihak berpikir rasional dan menahan diri dengan tidak memperkeruh situasi di Ukraina. "Dalam mengatasi isu di Ukraina, kita semua seharusnya kembali pada perjanjian Minsk II yang menjadi dasar dokumen politik yang diakui oleh semua pihak dan harus dijalankan dengan bersungguh-sungguh," ujar Wang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler