China Tanggapi Kritik Australia Soal Krisis Ukraina
China desak Australia berhenti membuat pernyataan yang tingkatkan ketegangan
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - China menanggapi kritik Australia agar tidak diam saja terkait konflik yang terjadi di Ukraina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin mendesak Australia berhenti membuat pernyataan yang justru dapat meningkatkan ketegangan di Ukraina.
"Tidak bermoral dan berbahaya mencari keuntungan politik dengan cara mendorong konfrontasi," ujarnya dalam pengarahan pers rutin di Beijing, Senin (14/2/2022).
Sebelumnya Australia telah mengevakuasi staf kedutaannya di Kiev karena situasi di perbatasan Rusia-Ukraina makin memanas. Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyerukan kepada China agar tidak diam saja menyikapi krisis itu.
Menurut Wang, Kedutaan Besar China di Ukraina masih beroperasi secara normal. MFA dan Kedubes China akan terus memantau warga dan institusi China di Ukraina, termasuk memberikan pelayanan konsuler, perlindungan keselamatan, dan pemenuhan hak-hak mereka.
Beijing juga menyerukan agar semua pihak berpikir rasional dan menahan diri dengan tidak memperkeruh situasi di Ukraina. "Dalam mengatasi isu di Ukraina, kita semua seharusnya kembali pada perjanjian Minsk II yang menjadi dasar dokumen politik yang diakui oleh semua pihak dan harus dijalankan dengan bersungguh-sungguh," ujar Wang.