5 Hikmah dari Tanda-Tanda Kekuasaan Allah SWT di Muka Bumi dan Alasannya
Allah SWT menunjukkan tanda kekuasannya dari sejumlah penciptaan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran dalam surat Ar Rad ayat 2 menerangkan tanda-tenda kekuasaan Allah SWT di langit, pada surat Ar Rad ayat 3 dan tafsirnya menerangkan tanda kekuasaan Allah SWT di bumi.
Melalui ayat ini Allah SWT menegaskan, orang-orang yang memikirkan dan mengkaji ciptaan Allah SWT di bumi akan melihat tanda-tanda kebesaran-Nya. Sehingga bertambah kuat juga iman dan takwa mereka.
وَهُوَ الَّذِيْ مَدَّ الْاَرْضَ وَجَعَلَ فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْهٰرًا ۗوَمِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ جَعَلَ فِيْهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir." (QS Ar Rad ayat 3)
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini Allah menerangkan sisi lain dari tanda-tanda kekuasaan-Nya yang ada di bumi.
Pertama, Dialah Allah SWT yang membentangkan bumi menjadi luas dan lebar supaya mudah dijadikan tempat kediaman makhluk-Nya. Semua binatang dapat hidup di atasnya dengan leluasa.
Manusia dapat mengambil manfaat dari hasil buminya, hewan-hewannya, dan benda-benda logam yang terpendam di dalam perutnya. Manusia dapat berkeliaran di muka bumi untuk mencari rezeki dan segala kemanfaatannya.
Karena sangat luas, bumi ini kelihatannya seperti lahan datar, meskipun keadaan yang sebenarnya berbentuk bola sebagaimana diyakini oleh para ulama ahli falak.
Kedua, Allah SWT telah mengadakan gunung-gunung di atas permukaan bumi ini sebagai tonggak dan pasak yang menjaga kestabilan bumi supaya tidak bergerak dan tidak bergeser.
Ketiga, Allah SWT telah menciptakan sungai-sungai di bumi untuk kepentingan manusia dan binatang-binatang. Manusia dapat mengairi dengan air sungai itu kebun-kebun dan sawah ladangnya yang nantinya menghasilkan bermacam-macam hasil bumi dan buah-buahan.
Keempat, bunga dari pohon buah-buahan dijadikan Allah berpasang-pasangan di mana terdapat unsur jantan dan unsur betina.
Baca juga: Kisah Puji dan Agus, Suami Istri yang Bersama-sama Masuk Islam
Ilmu pengetahuan telah menetapkan bahwa sebuah pohon itu tidak akan berbuah kecuali jika telah terjadi perkawinan antara unsur jantan (serbuk sari) dan betina (putik bunga) yang biasanya berada pada sebagian besar dari jenis pohon.
Ada pohon yang hanya memiliki unsur jantan saja, sedangkan unsur betinanya ada pada pohon yang lain sehingga perlu dikawinkan supaya dapat berbuah seperti pohon kurma. Ada pula yang mempunyai unsur jantan dan betina dalam satu bunga seperti pohon kapas.
Kelima, Allah SWT menutupkan malam kepada siang sehingga suasana alam yang terang berubah menjadi gelap gulita seperti menutup sesuatu dengan kain hitam.
Demikian pula Allah SWT menyinarkan siang kepada malam sehingga kegelapan hilang dan alam kelihatan terang benderang. Semuanya itu dijadikan Allah SWT untuk menyempurnakan kemanfaatan bagi manusia dengan memberikan kesempatan istirahat dan tidur di malam hari, dan bekerja mencari nafkah pada siang hari sesuai dengan firman Allah SWT.
أَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا اللَّيْلَ لِيَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
"Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Kami telah menjadikan malam agar mereka beristirahat padanya dan (menjadikan) siang yang menerangi? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." (QS An Naml 86)
Setelah Allah SWT menerangkan dalil-dalil kekuasaan-Nya yang dapat dilihat oleh mata setiap pagi dan petang, tiap-tiap waktu dan keadaan.
Maka Allah SWT menerangkan bahwa tanda-tanda itu tidak diperhatikan kecuali oleh orang-orang yang suka bersyukur dan merenungi tanda-tanda kekuasaan-Nya. Lalu dengan akal pikirannya dapat mencapai kebenaran dan beralih dari memandang sebab kepada yang menyebabkan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda kebesaran Allah SWT bagi kaum yang mau memikirkan bahwa pencipta alam itu adalah Tuhan yang mempunyai kehendak yang mutlak dan kekuasaan yang meliputi segala sesuatu, yang Kuasa untuk menghidupkan yang telah mati di antara makhluk-Nya, dan mengembalikan mereka dari alam fana.
Oleh karena itu, tidak boleh beribadah kecuali kepada-Nya, tidak boleh tunduk dan berserah diri kecuali kepada kekuasaan-Nya.
Beribadah tidak boleh ditujukan kepada patung-patung, berhala-berhala, batu-batu, pohon, malaikat, Nabi-nabi, dan lain sebagainya karena benda-benda itu tidak dapat menolak kemudaratan dari dirinya sendiri.
Baca juga: Pidato Guru Besar Hamid Fahmy Zarkasyi: Pandangan Hidup Inspirasi Peradaban Islam
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۖ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (QS Al Hajj ayat 73) Nabi Muhammad SAW bersabda:
تفكروا في آلاء الله ، ولا تفكروا في ذات الله "Pikirkanlah olehmu sekalian tentang makhluk Allah dan jangan memikirkan tentang Allah." (Riwayat Abu Nuaim dari Ibnu Abbas)